Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI
rate) di level 6,5 persen. Keputusan tersebut diambil sebelum BI menggunakan instrumen kebijakan moneter baru yakni BI 7
Days Reverse Repo Rate (7DRR) yang mulai berlaku 19 Agustus mendatang.
Rapat Dewan Gubernur BI pada 20-21 Juli 2016 juga memutuskan mempertahankan suku bunga
Deposit Facility (DF) sebesar 4,5 persen dan suku bunga
Lending Facility (LF) sebesar 7 persen. Bank sentral juga memutuskan BI 7
Days Reverse Repo Rate tetap sebesar 5,25 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan keputusan untuk mempertahankan suku bunga didasari oleh keinginan BI menjaga stabilitas makroekonomi. Hal tersebut tercermin dari inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 4 ± 1 persen, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupiah menguat pada Juni 2016 terutama dipengaruhi oleh meredanya ketidakpastian kenaikan Fed
Fund Rate, terbatasnya dampak referendum Inggris yang keluar dari Eropa (Brexit), dan meningkatnya sentimen positif atas pengesahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.
"Ke depan, ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasca-referendum. Namun BI optimistis implementasi kebijakan pengampunan pajak bisa membantu perekonomian Indonesia stabil," ujar Tirta, Kamis (21/7).
BI berharap kebijakan ini dapat meningkatkan kemampuan fiskal pemerintah dalam membiayai program-program pembangunan dan berpotensi menambah likuiditas perekonomian nasional yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi produktif di dalam negeri.
“BI akan terus melakukan pendalaman pasar keuangan dengan menambah produk investasi dan lindung nilai (
hedging) di pasar keuangan, memperkuat strategi pengelolaan moneter, dan mendorong sektor riil untuk memanfaatkan dana repatriasi secara optimal," kata Tirta.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan ruang pelonggaran moneter sampai akhir tahun masih ada. Juda melihat secara umum stabilitas inflasi, defisit neraca transaksi berjalan akan tetap terjaga sepanjang tahun.
"Tentu ke depan kami terus melihat dan mencermati baik dari stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini kami melihat ruang itu masih ada tapi sekarang masih melihat stance-nya cukup memadai," kata Juda.
IHSG MelemahKeputusan BI menahan suku bunga tersebut, memberi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dalam beberapa pekan terakhir terus menguat akibat kebijakan pengampunan pajak. IHSG ditutup melemah 25,85 poin (0,49 persen) ke level 5.216 setelah bergerak di antara 5.213-5.268 sepanjang perdagangan hari ini.
Sementara di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah menguat 13 poin (0,10 persen) ke Rp13.099 per dolar Amerika Serikat, setelah bergerak di kisaran Rp13.083-Rp13.131.
Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono menyatakan, pelemahan IHSG hari ini disebabkan karena ekspektasi pasar akan penurunan BI
rate tidak terjadi.
"Ekspektasi pasar akan turunnya BI
rate sebesar 25 basis poin tidak terjadi," ujar Purwoko kepada CNNIndonesia.com.
Sentimen lainnya yaitu aksi ambil untung (
profit taking) yang dilakukan pelaku pasar setelah euforia kebijakan
tax amnesty. Menurut Purwoko, sebaiknya para pelaku pasar jangan terlalu berekspektasi tinggi terhadap kebijakan
tax amnesty.
"Ini program bagus, tapi harus lihat juga realisasinya nanti bagaimana," jelasnya.
Ia memprediksi IHSG masih akan melemah pada perdagangan esok hari, karena masih akan banyak pelaku pasar yang melakukan
profit taking. Ia memprediksi IHSG akan berada dalam rentang
support 5.190 dan resisten 5.230 pada esok hari.
RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp7,21 triliun dengan volume 7,88 miliar lembar saham. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (
net buy) Rp503 miliar.
Sebanyak 111 saham naik, 182 saham turun, dan 109 saham tidak bergerak. Sementara delapan dari 10 indeks sektoral melemah. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor infrastruktur yang melemah sebesar 1,38 persen.
Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik sebesar 0,77 persen, indeks Kospi di Korsel turun sebesar 0,16 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 0,54 persen.
Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris turun 0,36 persen, indeks DAX di Jerman turun 0,20 persen, dan indeks CAC di Perancis turun 0,30 persen.
(gen)