Jakarta, CNN Indonesia -- Undang-Undang Pengampunan Pajak (
tax amnesty) telah diberlakukan sejak 18 Juli lalu. Bank Indonesia (BI) memprediksi arus dana asing yang masuk lewat program repatriasi baru akan terasa di akhir tahun.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan dana tersebut akan mulai masuk di pasar uang maupun ke produk perbankan, sehingga mampu mendongkrak likuiditas bank menjadi kuat.
"BI perkirakan repatriasi akan masik lebih besar di akhir Desember karena memang walaupun komitmen atau deklarasinya sudah di bulan Juni, tapi masuknya dana pasti di akhir tahun karena butuh waktu untuk proses pengalihannya. Sehingga perlu dikelola dengan baik terutama di kuartal I 2017," ujar Juda di Gedung BI , Kamis (21/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kajian BI, dana asing yang akan masuk lewat program repatriasi sebanyak Rp560 triliun. Di samping itu, negara juga akan mendapat tambahan penerimaan sebesar Rp50 triliun dari tarif tebusan
tax amnesty.
Tak hanya masuk ke pasar uang dan kantong perbankan, BI berharap dana repatriasi bisa dialirkan ke sektor riil, seperti properti dan proyek infrastruktur.
Di sektor perbankan sendiri, Juda memprediksi dana repatriasi dapat menggenjot pertumbuhan penyaluran kredit sebanyak 2-4 persen.
"Dengan adanya repatriasi, ada suplai terhadap likuiditas, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bukan hanya dari sisi suplai, tapi juga perlu dari sisi permintaan, nah permintaannya ini yang sekarang harus didorong," kata Juda.
Sepanjang 6 bulan pertama di 2016 ini, dana asing telah mengalir deras ke Indonesia. Hal ini didorong semtimen positif program pengampunan pajak.
Tercatat, dari Januari hingga Juni 2016, jumlah dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai US$7,3 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dari keseluruhan di 2015 yang mencapai US$5,1 miliar.
(gir)