Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Amerika tersungkur setelah menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Senin (25/7) menyusul kejatuhan harga minyak mentah yang membebani saham energi. Selain itu, pelemahan Wall Street juga disebabkan oleh sikap mayoritas investor yang menantikan laporan kinerja keuangan perusahaan triwulanan.
Koreksi saham terjadi hampir di semua sektor indeks S&P 500, dipimpin oleh penurunan saham energi sebesar 1,99 persen. Kecuali sektor saham konsumsi, yang menguat sebesar 1,84 persen.
Seperti diberitakan Reuters, indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,42 persen ke level 18.493. Sementara indeks saham S&P 500 turun 0,3 persen ke level 2.168,48 dan indeks saham Nasdaq terkoreksi 0,05 persen menjadi 5.097,63.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan indeks saham utama AS ditandai dengan berkurangnya volume transasksi saham yang diperdagangkan, yang hanya sekitar 5,9 miliar saham atau di bawah rata-rata harian perdagangan saham yang sekitar 7 miliar saham.
Sementara dari pasar komoditas, harga minyak mentah anjlok ke posisi terendahnya dalam 2,5 bulan di tengah kekhawatiran membanjirnya pasokan global.
"Kinerja keuangan telah memperpanjang reli selama seminggu terakhir, tetapi kami sedikit melemah. Saat ini pelaku pasar mengambil nafas sedikit,"ujar David Schiegoleit, Managing Director Private Client Reserve.
Saham Apple (AAPL.O) tercatat turun 1,33 persen setelah perusahaan mengurangi jumlah penjualan menjelang rilis laporan pendapatan perusahaan pada Selasa.
Demikian pula dengan saham Yahoo (YHOO.O), turun 2,69 persen setelah perusahaan setuju untuk menjual bisnis inti internetnya ke Verizon (VZ.N) sebesar US$4,8 miliar. Sementara saham Verizon tercatat melemah 0,41 persen.
(ags)