Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, kesempatan bank nasional untuk melebarkan sayap bisnisnya ke Malaysia terbuka lebar usai penandatangan perjanjian hubungan bilateral yang dilakukan oleh otoritas keuangan kedua negara, hari ini, Senin (1/8).
Namun demikian, Mulia E. Siregar, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK mengingatkan, cuma bank-bank yang memenuhi kualifikasi khusus atau yang dikategorikan termasuk sebagai bank Qualified ASEAN Bank (QAB) saja yang memiliki kesempatan ini.
Adapun, kategori QAB telah dimiliki oleh Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, yakni bank dengan modal inti lebih dari Rp30 triliun, antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada beberapa bank tanya soal ekspansi ke OJK, tapi baru sekedar tanya prosedur. Belum menyatakan kesiapannya. BCA tidak mau katanya," ujarnya, Senin (1/8).
Namun, untuk bank BUKU IV lainnya, seperti Bank Mandiri, yang saat ini tercatat telah memiliki kantor cabang di Malaysia dapat membuka peluang lebih besar. Artinya, bank pelat merah ini berpeluang untuk mendapatkan perlakuan layaknya bank umum di malaysia.
"Tentu, mereka punya peluang, tapi tetap harus ikut kualifikasi berdasarkan syarat itu. Kalau mereka bisa cepat urus tentu bisa makin cepat untuk buka kantor bank secara utuh," imbuh Mulia.
Sebagai informasi, OJK dan Bank Nasional Malaysia telah menyepakati beberapa syarat untuk bank yang akan masuk dalam kategori QAB. Yakni, bank dengan kepemilikan saham seluruhnya berasal dari Indonesia, bank besar dengan tingkat kesehatan yang baik, memiliki modal yang kuat dan tata kelola yang baik, dan sejarah kegiatan bank yang baik.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad bersama Gubernur BNM Datuk Muhammad bin Ibrahim sepakat menandatangani perjanjian hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia dengan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
BRI Tak Kejar MalaysiaKendati peluang ekspansi bank nasional ke Malaysia kian terbuka, BRI tidak serta merta ingin mengikuti jejak Bank Mandiri. Direktur BRI, Sis Apik Wijayanto mengakui, pasar perbankan Malaysia memang sangat potensial untuk dijajaki. Apalagi, transaksi perdagangan antara Indonesia dan Malaysia cukup besar di beberapa sektor.
"Namun, kami masih harus kaji, seperti segmentasi apa yang dominan di sana. Lalu, layanannya yang akan kami berikan. Jadi, masih perlu dikaji terlebih dahulu," pungkas Sis Apik kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/8).
Lagipula, Sis Apik menambahkan, perusahaan tengah fokus untuk mengejar ekspansi di Timur Leste pada tahun ini. Itu berarti, ekspansi perseroan ke negeri jiran memang bukan prioritas bank pemilik satelit tersebut.
(bir)