Kejatuhan Harga Minyak Rontokan Dua Indeks Saham Utama AS

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 06:30 WIB
Harga minyak mentah AS anjlok sekitar 15 persen pada bulan lalu dan sempat menembus level terendah sejak April 2016, yakni di bawah US$40 per barel.
Pialang di busa saham New York meratapi kejatuhan harga saham. (Reuters/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah AS anjlok sekitar 15 persen pada bulan lalu dan berlanjut pada perdagangan perdana di Agustus 2016. Kejatuhan harga minyak tersebut menyeret dua indeks saham utama di Wall Street, yakni S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA).

Sementara indeks saham Nasdaq justru menembus level tertinggi sejak setahun terakhir terdorong oleh kenaikan harga saham emiten teknologi Apple dan Alphabet.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah AS pada perdagangan Senin (1/8) sempat turun menjadi di bawah US$40 per barel, yang merupakan level terendah sejak April 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pada penutupan perdagangan, harga minyak mentah AS jenis West Texas intermediate (WTI) ditutup pada level US$40,06 per barel, turun sebesar US$1,54 atau 3,7 persen.

Sementara harga minyak mentah jenis Brent ditutup turun US$1,39 atau 3,2 persen menjadi US$42,14 per barel.

Sementara pada Juli, merosotnya harga emas hitam hampir 15 persen menyebabkan kerugian bulanan terbesar dalam setahun ini dan memicu likuidasi perdagangan di awal Agustus.

"Ini stop-loss selling teknis yang semata-mata dikombinasikan dengan likuidasi oleh orang-orang yang takut pasokan minyak AS akan kembali membanjiri pasar," kata Phil Davis, pedagang di PSW Investasi di San Diego, California.

Kejatuhan harga minyak menyeret turun saham-saham emiten energi, seperti Exxon dan Chevron, yang masing-masing turun 3,1 persen dan 3,3 persen.

Hal ini membuat indeks saham S&P 500 turun 2,76 poin atau 0,13 persen menjadi 2.170,84. Koreksi juga terjadi pada indeks saham Dow Jones sebesar 27,73 poin atau 0,15 persen dan ditutup pada level 18.404,51.

Sementara indeks saham Nasdaq ditutup pada level tertinggi sejak 21 Juli 2015, setelah terapresiasi sebesar 22,07 poin atau 0,43 persen menjadi 5.184,20 poin.

Menguatnya Nasdaq tak lepas dari kinerja positif dua emiten teknologi, yakni Apple dan Alphabet yang masing-masing naik 1,8 persen dan 1,2 persen.

Sebanyak 6,65 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada perdagangan kemarin, meningkat dibandingkan dengan rata-rata harian 20 sesi terakhir yang berkisar 6,6 miliar saham.

Faktor lain yang juga menjadi sentimen adalah realisasi pertumbuhan ekonomi AS kuartal II 2016 yang di bawah ekspektasi. Sementara aktivitas manufaktur di Negeri Paman Sam cenderung melambat pada Juli lalu seiring dengan penurunan belanja konstruksi pada bulan sebelumnya.

Hal itu memicu memicu spekulasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve kemungkinan besar belum akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER