Jakarta, CNN Indonesia -- Realisasi bisnis asuransi umum yang merekah sepanjang semester I 2016 membuat pelaku industri optimis. Imbasnya, target pertumbuhan premi asuransi umum sebesar 15-20 persen diyakini akan tercapai hingga akhir tahun nanti.
Yasril Y. Rasyid, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengatakan ekonomi makro yang membaik, tercermin dari meningkatnya investasi ke tanah air, kenaikan belanja pemerintah, hingga pemulihan daya beli masyarakat telah memengaruhi bisnis asuransi umum.
“Kami punya sinyal baik akan pertumbuhan bisnis di semester II 2016. Selain makro ekonomi yang membaik, ada secercah harapan positif dari kebijakan pengampunan pajak. Dana repatriasi diharapkan bisa mendongkrak daya beli terhadap produk asuransi,” tutur Yasril kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanya, pencapaian bisnis asuransi umum yang loyo pada kuartal I ini tidak mematahkan semangat pelaku usaha untuk mengejar ketertinggalannya di kuartal II.
“Kami juga tidak akan merevisi target pertumbuhan ke bawah,” terang dia.
Faktor lain yang akan mempercepat pertumbuhan premi asuransi umum, yakni finalisasi koordinasi manfaat (
Coordination of Benefits/CoB) antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan asuransi swasta.
“Ini menjadi titik balik dari pertanyaan yang selama ini ada, apakah BPJS Kesehatan akan menggerus bisnis asuransi kesehatan swasta? Pada akhirnya, asuransi swasta tetap
concern menggarap bisnis asuransi kesehatan. Karena, segmennya memang berbeda,” kata Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI.
Empat Pilar AndalanAAUI memperkirakan empat lini bisnis utama yang akan menjadi motor penggerak pada paruh kedua ini, yakni asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kredit/
surety bond, dan asuransi kesehatan.
Sebagai informasi, per semester I 2016, industri asuransi umum dan reasuransi tercatat tumbuh 25,2 persen. Yaitu, dari Rp25,86 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp32,38 triliun.
“Di kuartal I 2016, premi asuransi umum tumbuh cuma 4 persen. Namun, asuransi satelit dan properti berhasil mendongkrak perolehan premi di kuartal II. Tak terkecuali asuransi kendaraan bermotor karena ada momentum Lebaran,” tambah Yasril.