Jakarta, CNN Indonesia -- Tren layanan keuangan berbasis teknologi (
financial technology/
fintech) mendorong perusahaan untuk berinovasi menggaet pasar. Sektor asuransi pun kini sudah mulai menggunakan teknologi
fintech untuk menjaring nasabah.
Salah satu perusahaan asuransi umum, PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) pun turut mengubah strategi dalam menjalankan bisnisnya. Anak usaha Bank Danamon itu kini memanfaatkan layanan digital dalam menggaet nasabah yang selama ini dilakukan secara konvensional.
Digital dan Alternative Distribution Manager Adira Insurance Jonathan David Nandana mengatakan Adira Insurance melihat potensi pertumbuhan layanan berbasis teknologi yang pesat dari waktu ke waktu, oleh sebab itu perseroan akan fokus mengembangkan layanan aplikasi digital dan tenaga pemasaran Adira Insurance lebih berorientasi teknologi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adira Insurance menawarkan layanan penjualan premi hingga pengajuan klaim melalui sistem online untuk produk Autocilin, Medicilin, Travellin dan Motopro. Produk tersebut disediakan dalam kanal digital untuk calon nasabah yang ingin membeli produk Adira Insurance secara langsung dengan cara yang sederhana.
Meski nominalnya belum besar, Direktur Utama Adira Insurance Indra Baruna optimistis pertumbuhan volume transaksi melalui layanan tersebut akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan transaksi digital.
"Selama ini sudah sebanyak 2 ribu klaim dalam sebulan untuk Autocilin atau 40 persen itu dilakukan secara digital. Lebih efektif, cepat dan mudah untuk ditindaklanjuti," ujar Indra kepada media di Menara Danamon, Selasa (9/8).
Tahun ini, Adira Insurance menargetkan pertumbuhan pengguna aplikasi
mobile untuk produk andalan yang dipasarkan melalui internet. "Penggunaan aplikasi Medicilin itu sekarang 20 ribu, kami inginnya melipat 3,5 kali lipat dari sekarang, paling tidak ada 100 ribu
user baru," ujar Indra.
Indra mengatakan, dengan memanfaatkan layanan digital Danamon mampu meningkatkan efisiensi perusahaan. Pasalnya perusahaan tidak perlu menghabiskan dana untuk membuka kantor cabang untuk melakukan ekspansi. Indra menyebut sebelum era digital Adira Insurance membutuhkan setidaknya 100 kantor cabang baru untuk memasarkan produknya di Indonesia.
Namun, inovasi layanan digital tersebut diprediksi juga akan menggerus peran agen asuransi konvensional mengingat kini perusahaan hanya perlu memanfaatkan koneksi internet dan perangkat begerak yang dipakai konsumen untuk berkomunikasi.
Kendati demikian Indra memastikan peran agen asuransi konvensional masih tetap memiliki peran dalam bisnis asuransi. Agen asuransi masih dibutuhkan oleh nasabah saat proses konsultasi produk-produk asuransi yang dianggap memiliki definisi dan manfaat yang kompleks.
"Sampai sekarang tidak semua produk asuransi bisa dibeli masyarakat tanpa dilakukan konsultasi, kebutuhan agen masih tetap ada, khususnya untuk memasarkan produk yang butuh penjelasan lebih lanjut. Misalnya seperti asuransi bisnis," ujar Indra.
Meski melakukan efisiensi melalui digitalisasi, namun Indra memastikan Adira Insurance tidak akan melakukan pemangkasan jumlah pegawainya.
"Beban operasional sama saja, tidak akan berkurang. Tapi produktivitas pegawai bisa kita naikkan dengan teknologi," ujarnya.
(gir)