Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk masih membukukan perlambatan pertumbuhan kredit. Tak tanggung-tanggung, pada semester I 2016, penyaluran kreditnya bahkan negatif hingga delapan persen. Yakni, dari Rp136,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya Rp124,9 triliun.
Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengungkapkan, penurunan kredit tersebut tidak terlepas dari mengendurnya permintaan pembiayaan kendaraan bermotor masyarakat melalui anak usaha perseroan, yakni Adira Finance.
Pembiayaan kendaraan bermotor dan barang konsumen melalui Adira Finance tercatat sebesar Rp44,6 triliun hingga akhir Juni 2016. Ini berarti, turun delapan persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, Vera menuturkan, perseroan tidak banyak berharap dengan pertumbuhan kredit atau pembiayaan, khususnya kendaraan bermotor. Ke depan, Bank Danamon hanya mengandalkan pertumbuhan dari kredit yang dianggap mampu berkontribusi positif, di antaranya sektor usaha kecil dan menengah (UKM), trade finance, termasuk komersial.
Pasalnya, tiga sektor tersebut, lanjut Vera, mampu mencatatkan pertumbuhan positif pada semester pertama tahun ini. Meskipun tipis, kredit UKM dan korporasi masih mampu bertumbuh satu persen kalau dibandingkan dengan semester I 2015.
"Tadinya, kami harapkan, pertumbuhan kredit bisa positif, bisa sampai 8-10 persen. Tapi, kami revisi pertumbuhan kredit bisa maintain flat (datar)," kata Vera.
Meski pertumbuhan kredit tidak seperti yang diharapkan, Bank Danamon mulai mencetak laba selama paruh awal tahun ini. Laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,7 triliun selama semester I 2016, naik 38 persen jika dibandingkan semester I tahun lalu.
Peningkatan laba bersih terutama didorong oleh penurunan biaya dana (cost of fund) sebagai dampak dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun.
"Selain itu, laba juga ditopang oleh pertumbuhan kredit di sektor komersial dan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh sehat," terang Vera.
Tercatat, Danamon membukukan pertumbuhan fee based income sebesar 11 persen menjadi Rp2,1 triliun pada paruh awal tahun ini. Pertumbuhan fee income itu disumbang oleh kontribusi fee income anak usaha, yakni Adira Insurance yang tumbuh dua persen menjadi Rp431 miliar, cash management bertumbuh 10 persen menjadi Rp163 miliar, serta bisnis bancassurance yang tumbuh 15 persen menjadi Rp136 miliar.
Adapun, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank Danamon mencatatkan penurunan. Giro dan tabungan (CASA) perseroan tercatat turun 19 persen menjadi hanya Rp44,7 triliun dari periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp55,1 triliun. Sementara, depositonya juga turun tujuh persen menjadi Rp61,4 triliun.
"CASA turun sebanyak 19 persen tentunya ini tidak terlepas dari strategi Bank Danamon yang melepaskan akun CASA yang kami rasa memiliki bunga lebih mahal," pungkasnya.
(bir)