Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mengurangi tekanan makro ekonomi terhadap aktivitas usaha pembiayaan, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) bakal mempertebal portofolio pembiayaan mobil penumpang (car passenger). Di sisi lain, itu berarti porsi pembiayaan mobil niaga semakin menyusut.
Adapun saat ini, porsi pembiayaan mobil penumpang dengan mobil niaga masing-masing sebesar 30 persen dan 70 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan penjualan roda empat industri, yakni 70 persen mobil niaga dan 30 persen mobil penumpang.
“Bisnis pembiayaan kami sangat terpengaruh dengan kondisi makro, karena pembiayaan roda empat utamanya didominasi mobil niaga. Mobil jenis ini banyak digunakan untuk usaha. Padahal, dunia usaha sedang mengalami ketidakpastian,” ujar Willy S Dharma, Direktur Utama Adira Finance, Selasa (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai solusi, sambung dia, ke depan, pembiayaan mobil niaga akan menipis, diikuti dengan kenaikan porsi pembiayaan mobil penumpang. Ini merupakan diversifikasi bisnis pembiayaan perseroan yang masih mengalami perlambatan pertumbuhan.
“Harapan kami, pembiayaan mobil penumpang bisa 35 persen dan mobil niaga menjadi hanya 65 persen. Walaupun, pembiayaan total sampai akhir tahun diprediksi masih akan stagnan, namun hasilnya akan terlihat di tahun-tahun mendatang,” imbuh dia.
Sampai semester I 2016, anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk tersebut tercatat menyalurkan pembiayaan baru (new booking) Rp14,9 triliun. Realisasi ini turun tipis ketimbang periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp15 triliun.
Secara keseluruhan aset yang dikelola (outstanding) tercatat turun tujuh persen dari semester I 2015 lalu yang sebesar Rp44,6 triliun. Hingga akhir tahun nanti, outstanding perseroan diproyeksi Rp32 triliun.
“Pembiayaan kami masih turun. Tetapi, membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Maklum pembiayaan mobil porsinya mencapai 42 persen dari total pembiayaan dan dominan 70 persen adalah mobil niaga. Di industri, mobil niaga saja turunnya 25 persen. Sementara, kami secara keseluruhan pembiayaan mobil turun tiga persen,” kata I Dewa Made Susila, Direktur Adira Finance.
Adapun, sekitar 56 persen dari total pembiayaan perseroan mengalir ke sepeda motor dan sisanya dua persen merupakan pembiayaan durable goods (elektroni dan peralatan rumahtangga). "Durable goods ini kami mulai pertengahan tahun lalu dari Rp2 miliar. Semester I 2016 sudah mencapai Rp335 miliar,” terang dia.
(bir)