Jakarta, CNN Indonesia -- "Bursa tidak akan menjadi bagus, kalau manusianya tidak bagus.
Once dia jadi
liability, sangat sulit untuk mengubah dia menjadi aset."
Satire itu diucapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (10/8), ketika didaulat sebagai pembicara kunci pada peringatan 39 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, Rabu (10/8).
Sebenarnya, ia menyampaikan itu dalam konteks menekankan pentingnya perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, yang saat ini didominasi oleh orang muda. Kebetulan yang menjadi pendengar pidatonya saat itu mayoritas pelaku pasar modal.
Pemerintah seharusnya tidak menjadi bagian dari masalah, tapi bagian dari solusiSri Mulyani Indrawati |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam struktur ekonomi nasional belakangan ini, jelas Sri Mulyani, sektor usaha berbasis komoditas seperti pertambangan dan perdagangan tengah terpuruk. Sebaliknya, industri keuangan justru tumbuh sangat cepat di tengah perlambatan ekonomi nasional.
"Ada segelintir pelaku di sektor keuangan yang menikmati itu, tapi ada di sektor riil yang ketinggalan. Itu tidak
sustain," kata mantan bos Bank Dunia.
Karenanya, peran pasar modal menjadi sangat penting untuk mendistribusi modal dari sektor keuangan ke sektor riil sehingga turut berpartisipasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh.
Terlebih, lanjut Sri Mulyani, pemerintah tidak punya cukup dana untuk membiayai pembangunan sepenuhnya. Untuk itu, kemitraan dengan swasta di kedepankan guna menjawab permasalahan kapasitas fiskal yang terbatas. terkait itu, posisi pasar modal sangat strategis dalam menjembatani dan menghubungkan antara sumber modal, baik itu individu maupun korporasi, dengan proyek-proyek yang butuh pendanaan.
"Saya ingin pelaku pasar modal Indonesia mulai berpikir
what's your role to support that?," tuturnya. "
Can you help me to solve the problem?"
Pemerintah, Masalah atau Solusi?Ia mengingatkan, bahwa seluruh negara di dunia saat ini sedang berjuang untuk terbebas dari krisis dan berkompetisi untuk tumbuh lebih tinggi dibandingkan yang lain. Pemerintah, tidak bisa berjuang sendirian sehingga perlu dukungan dan bantuan dari swasta.
Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan masih akan terus menjadi "pekerjaan rumah" bagi pemerintah. Dengan anggaran yang terbatas, pemerintah wajib menjadikan 240 juta penduduk Indonesia lebih produktif dan sehat, serta berpendidikan.
Karenanya ia menekankan, "pemerintah seharusnya tidak menjadi bagian dari masalah, tapi bagian dari solusi."
Dalam konteks ini, Sri Mulyani menjadikan APBNP 2016 sebagai takarannya. Ia mengatakan, pemerintah akan melakukan penyesuaian postur anggaran negara dan rencana itu akan disampaikan kepada DPR dalam waktu dekat ini. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaannya sendiri, yakni menjadikan pemerintah solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan menciptakan kesempatan kerja.
Memburu Orang kayaBicara kapastas fiskal yang terbatas, pemerintah telah meluncurkan kebijakan amnesti pajak (
tax amnesty) guna memperbaiki basis perpajakan sebagai sumber utama pendapatan negara.
Menurut Sri Mulyani, tugas paling berat sebagai bendahara negara adalah meningkatkan penerimaan. Karenanya, ia menyambut positif itikad baik pelaku pasar modal ingin membantu pemerintah menyukseskan kebijakan itu.
"Tugas saya yang paling berat adalah penerimaan. Tiap hari (uang tebusan) naiknya baru setengah triliun, jumlahnya (wajib pajak peserta
tax amnesty) baru 1.300 orang," ungkapnya.
Dia mengaku tengah menyisir kepatuhan wajib pajak, baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Sejauh ini, katanya, wajib pajak di dalam negeri yang sangat antusias mengikuti
tax amnesty. Sementara yang berada di luar negeri tengah diupayakan patuh dan membawa pulang asetnya.
"Kalau Anda kenal orang yang kaya banget, saya ingin lihat itu di dashboard saya. Hari ini saya tidak bisa bedain (orang kaya), ada yan meyakinkan, batiknya bagus, tapi kalau bergaul dengan Menkeu yang penting neraca bagus," tandasnya.
(ags/gen)