Jokowi Kecewa Harga Beras di Indonesia Masih Tinggi

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 10 Agu 2016 16:27 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengklaim harga beras telah turun 1,1 persen berkat La Nina yang meningkatkan curah hujan.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat acara peninjauan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar tahun 2015 di Gudang Perum Bulog, Jakarta Utara, Rabu, 25 Februari 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo kembali menginstruksikan penurunan harga beras meski trennya sudah menurun di pasaran. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin  Nasution usai menghadap RI 1, Rabu pagi (10/8).

"Presiden mengatakan belum puas, masih ingin ada penurunan (harga beras)," kata Darmin.

Mantan Direktur Jenderal Pajak mengatakan, harga beras telah mengalami penurunan sekitar 1,1 persen dari harga tertingginya berkat pengaruh La Nina yang meningkatkan curah hujan di Indonesia. Faktor cuaca itu mendorong petani menanam padi sehingga meningkatkan produksi beras belakangan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Darmin menyebut atasannya masih ingin peningkatan produksi beras berlanjut. Menurutnya, pemerintah akan waspada kondisi krusial dalam dua bulan ke depan, terutama dalam memantau kecukupan penanaman padi di lapangan.

Selain Darmin, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga menghadap Jokowi di Istana guna melaporkan perkembangan sektor pertanian. Pada tahun lalu, luasan lahan pertanian yang dikelola petani seluas 600 ribu hektar. Sedangkan tahun ini, hingga periode yang sama, 900 hektar lahan telah digarap petani.

Oleh karena itu, Amran optimitis target 1 juta hektare lahan pertanian akan tercapai pada tahun ini.

"La Nina, musim hujan ini datang di saat musim kering. Jadi kering-basah. Ini yang menguntungkan sehingga kami secara masif seluruh Indonesia percepat tanaman," ujar Amran.

Mengenai penurunan harga beras , Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan butuh waktu satu minggu untuk menentukan harga dasar beras. Dia enggan menyebutkan angka perkiraan yang nantinya dikaji.

"Harga itu yang menjadi patokan atas kualitas tertentu. Itu angka yang dijadikan pegangan. Dengan demikian ada kepastian," tutur Enggar. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER