Bali, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sebaran kredit dari bank ke masyarakat di Pulau Bali masih terpusat di tiga kabupaten/kota besar, yaitu Denpasar, Badung, dan Gianyar.
Padahal menurut Kepala Bagian Pengawasan Bank OJK Kantor Regional VIII Bali dan Nusa Tenggara Wahyu Puspitaningrum, Bali memiliki banyak kabupaten yang tak kalah potensial, seperti Bangli, Klungkung, dan Tabanan.
“Potensi sektor jasa keuangan di Bali terbilang besar. Lembaga jasa keuangan harus terus meningkatkan inovasi, dan kualitas pelayanan kepada nasabahnya,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, ia melanjutkan, sebaran penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) maupun sebaran jaringan kantor bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) masih tersentralisasi di tiga kota madya dan kabupaten di Pulau Bali.
Berdasarkan data OJK, seperti disampaikan Wahyu, total bank umum konvensional yang beroperasi di Bali mencapai 42. Sisanya 10 bank umum syariah, 137 BPR, dan satu BPRS.
Dari jumlah pelaku di sektor jasa keuangan sebanyak itu, total asetnya mencapai Rp106,57 triliun per Juni 2016 atau meningkat 7,97 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, pada periode yang sama, kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp74,17 triliun atau naik 9,84 persen, dengan DPK sebesar Rp85,18 triliun atau meningkat 6,71 persen.
Bentuk Tim KhususMakanya, sambung Wahyu, untuk mendorong akses keuangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), OJK Kantor Regional VIII Bali dan Nusa Tenggara resmi membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) pada 27 Juni 2016 lalu.
Tim ini berada di bawah pembinaan dan koordinasi Gubernur Bali sebagai forum koordinasi antar instansi dan stakeholders untuk memudahkan akses keuangan masyarakat Bali, terutama UMKM.
“Di sisi lain juga memberikan kesempatan kepada lembaga jasa keuangan di Bali untuk memasarkan dan menyediakan produk, serta layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan UMKM,” terang dia.
Selain industri perbankan, OJK Kantor Regional VIII juga membawahi dan mengawasi industri keuangan non bank (IKNB), serta pasar modal.
Sedikitnya 72 perusahaan asuransi, dua lembaga dana pensiun, dua perusahaan penjaminan, satu perusahaan pegadaian, 51 perusahaan pembiayaan (multifinance), dan dua lembaga modal ventura tercatat beroperasi di Bali.
“Kami juga mengawasi 15 perusahaan efek yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” pungkasnya.
(gen)