Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak berfluktuasi di kisaran ketat pada Sabtu (20/8) pagi dengan minyak AS mencatat kenaikan beruntun tujuh hari. Hal tersebut dikarenakan para pedagang menjadi berhati-hati setelah kenaikan kuat baru-baru ini.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September sedikit meningkat US$0,22 menjadi menetap di angka US$49,11 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, patokan Eropa, turun tipis US$0,01 menjadi ditutup pada US$50,88 per barel di London ICE Futures Exchange.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua kontrak, minyak mentah AS dan minyak mentah Brent telah naik sekitar 15 persen dalam enam sesi terakhir, didukung spekulasi bahwa Arab Saudi dan anggota lainnya dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), pada bulan depan akan menyetujui kesepakatan pembekuan produksi dengan anggota non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia.
Untuk minggu ini, minyak AS membukukan keuntungan mingguan terbaik dalam lebih dari lima bulan.
Sementara itu, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan bahwa jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS naik 10 rig menjadi 406 pekan ini, mencetak kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut.
Minyak berjangka telah jatuh selama Juli yang "bearish" karena investor khawatir tentang kelebihan pasokan global, persediaan melonjak sementara permintaan lemah.
Namun para pejabat dari Arab Saudi dan Rusia bulan ini telah bertindak untuk meyakinkan pasar, menyatakan bahwa negara-negara produsen bisa setuju untuk membatasi produksi dalam upaya menstabilkan harga.
Anggota OPEC akan bertemu di Aljazair bulan depan dan para pejabat mengatakan kesepakatan tentang pengendalian produksi bisa terjadi.
(antara/les)