Rudi Kamdani Ingin FWD Life jadi Asuransi Pilihan Anak Muda

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2016 07:57 WIB
FWD Life mengincar premi dari kalangan muda yang aktif. Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Direktur Utama FWD Life Indonesia, Rudi Kamdani.
FWD Life aktif merangkul komunitas-komunitas, biro perjalanan untuk menawarkan produk-produk , selain melalui kanal distribusi yang sudah dimiliki. (CNN Indonesia/Christine Nababan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak banyak perusahaan, terutama perusahaan asuransi jiwa, yang berani menyasar segmen pasar tertentu dalam menawarkan proteksi. Apalagi, jika perusahaan asuransi jiwa tersebut terbilang pemain baru. Maklum, bisnis asuransi jiwa bersifat jangka panjang, dan tidak sedikit produknya berbasis investasi, sehingga kepercayaan nasabah menjadi syarat mutlak.

Namun, tidak demikian halnya dengan FWD Life Indonesia. Perusahaan asuransi jiwa yang meluncur pada tahun 2014 silam ini sangat percaya diri mengincar kalangan muda dengan menawarkan proteksi berbasis digital.


Rudi Kamdani, Direktur Utama FWD Life Indonesia meyakini, kaum muda di Indonesia jumlahnya semakin gemuk. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 lalu, jumlah muda-mudi di Indonesia mencapai 62,4 juta atau berarti 25 persen dari total penduduk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Anak-anak muda ini kan sangat melek dengan teknologi, dan internet. Kami ingin menjadi proteksi pilihan kaum muda. Kami menawarkan proteksi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di sisi lain, semua prosesnya, dari penawaran, penerbitan polis hingga klaim dilakukan secara digital. Sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini,” tutur Rudi.

Berikut ini petikan wawancara langsung wartawan CNNIndonesia.com Christine Novita Nababan dengan Rudi Kamdani di sela-sela peresmian kantor pemasaran FWD Life di Denpasar, Jumat (19/8).

Bagaimana bapak melihat potensi pasar asuransi jiwa di Indonesia?

Potensinya sangat besar. Banyak orang belum berasuransi, belum memiliki produk asuransi. Ini peluang bagi FWD Life

FWD memperkenalkan diri sebagai perusahaan asuransi jiwa yang berbasis digital. Bagaimana maksudnya? Apakah sama dengan layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech) yang saat ini sedang tren?

Iya. Kami perusahaan asuransi jiwa berbasis digital, di mana seluruh proses, mulai dari penawaran produk dilakukan dengan tablet. Tenaga pemasar (agen) seluruhnya kami bekali tablet, mereka harus gunakan itu. Paperless (mengurangi penggunaan kertas). Proses pengisian data diri calon nasabah pun dilakukan di tablet itu sampai penerbitan polis dan pengajuan klaimnya.

Polis tidak dicetak, nasabah kalau mau cetak silahkan. Mau informasi lebih lanjut bisa melalui live chat (pesan instan lewat situs perusahaan) atau aplikasi pesan instan Whats App yang juga bisa digunakan untuk klaim. Selama 24 jam sehari, tujuh hari sepekan aktif untuk melayani nasabah. Seluruh dokumen untuk klaim, tinggal difoto. Gampang kan?

Kami sadar, yang membuat asuransi kurang diminati, salah satunya mungkin karena proses beli dan klaimnya tidak sederhana. Mereka harus datang ke kantor. Makanya, kami melakukan inovasi layanan berbasis digital. Prinsipnya, proses yang memudahkan, cepat dan mengikuti gaya hidup saat ini, terutama kaum muda yang banyak menggunakan data, ketimbang telepon atau SMS.

Terkait fintech, kami kan memiliki berbagai kanal distribusi, mulai dari keagenan, corporate care (employee benefit), e-commerce, bancassurance dan yang terbaru unit syariah. E-commerce kami lewat www.ifwd.co.id menawarkan produk asuransi kecelakaan diri, asuransi berjangka.

Kami menjual produk Bebas Aksi dan Bebas Rencana yang pembeliannya dapat dilakukan langsung dengan pembayaran secara online, kartu kredit maupun kartu debit. E-commerce kami ini boleh dibilang bagian dari fintech.

Tetapi, belum semua produk FWD Life dijual dan pembayarannya dilakukan secara online?

Belum. Pelan-pelan. Sementara, baru dua produk e-commerce dari sekitar 10 produk yang kami tawarkan ke masyarakat.

Apa yang membuat FWD Life membawa pasarnya ke arah digital?

Sekarang ini, siapa sih yang tidak kenal internet? Semua orang memiliki handphone, dan paket data internet. Gaya hidup masyarakat sudah bergeser.
Kita tidak bisa menutup mata, terutama kaum muda yang sangat aktif dengan internet. Ini sesuai dengan segmen pasar kami, kaum muda. Mereka yang baru meniti karir hingga usia 35-40 tahunan.

Mengapa anak-anak muda?

Anak-anak muda ini kan sangat melek dengan teknologi, dan internet. Kami ingin menjadi proteksi pilihan kaum muda. Kami menawarkan proteksi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dua produk e-commerce kami sebagai contohnya. Misalnya, Bebas Aksi menawarkan proteksi bagi seluruh anak-anak muda yang punya hobi ekstrim, seperti menyelam, terjun bebas, balapan.

Selama ini, mereka yang memiliki kegiatan ini kalau mau beli asuransi kan ke luar negeri. Mahal pula. Sekarang, kami punya produknya nih. Kami jamin seluruh hobi dan kegiatan ekstrim anak-anak muda ini dengan syarat tidak melanggar hukum, sesuai prosedur, dan bukan percobaan bunuh diri.

Kami punya juga produk asuransi tradisional, seperti asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Kami juga punya asuransi kecelakaan diri dan asuransi berjangka. Sesuai kebutuhan masyarakat, termasuk anak-anak muda, yang tidak ditawarkan perusahaan asuransi jiwa lainnya.

Sekarang saya tanya, ada tidak asuransi jiwa yang melindungi Anda jika ingin berkegiatan menyelam, balapan dan sejenisnya? Ini pasti dikecualikan. Dengan FWD Life, kami bayar apabila terjadi klaim.

Lalu, apa selanjutnya setelah menetapkan segmen pasar ini?

Kami penetrasi pasar. Branding awareness sudah pasti. Makanya, meskipun kami perusahaan asuransi jiwa berbasis digital, kami tetap hadir di kota-kota besar potensial lewat kantor pemasaran. Saat ini, kami sudah hadir di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya. Yang terbaru ya Denpasar ini. Anak-anak muda di Jakarta, Bandung itu kan banyak.

Kami akan aktif merangkul komunitas-komunitas, biro perjalanan untuk menawarkan produk-produk kami, selain melalui kanal distribusi yang sudah kami miliki saat ini. Kami ingin mendekatkan diri ke masyarakat. Jadi, lebih dikenal.

Sejak upaya tersebut dilakukan, bagaimana hasilnya?

Wah, luar biasa ya. Animo masyarakat tinggi. Buktinya, pendapatan premi kami terus meningkat. Dari sisi pendapatan premi, pada tahun pertama kami beroperasi, kami masih di peringkat paling bungsu. Tahun 2015 lalu, kami berhasil naik ke peringkat 38 dan ke-32 di kuartal I 2016. Posisi kami terus menanjak.

Berarti, sistem teknologi informasi (TI) FWD Life harus kuat dong?

Iya pasti. Kami terus melakukan inovasi teknologi secara berkelanjutan. Untuk investasi teknologi, kami mengeluarkan biaya Rp500 miliar. Di antaranya, Rp200 miliar sudah digunakan, sisanya bakal digunakan sampai tahun 2020.

Ini sebagai bentuk komitmen kami untuk menciptakan ekosistem digital. Kami 2,5 kali investasinya dari pengeluaran perusahaan asuransi pada umumnya di teknologi.

Apakah pada akhirnya inovasi ini akan meninggalkan ketergantungan terhadap kanal distribusi lain, agen misalnya?

Tidak lah. Agen itu berkontribusi hingga 40 persen terhadap total produksi premi FWD Life. Tidak begitu. Agen tetap diperlukan, maka dari itu kami gencar merekrut, melatih mereka dan sertifikasi profesi.

Agen FWD Life sudah 3.165 orang per Juni 2016. Kami ingin 5.000 orang jumlahnya sampai akhir tahun nanti. Intinya, semua kanal kami kembangkan, termasuk bancassurance. Kami akan menambah daftar bank mitra dalam waktu dekat.

Berapa jumlah nasabah FWD Life sekarang? Berapa target di akhir tahun?

Per Juni 2016, mencapai 135.000 nasabah. Akhir tahun depan, kami mau mencapai 1 juta nasabah. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER