Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk berencana mengurangi ekspansi kantor cabang dan gerai anjungan tunai mandiri (ATM) di tahun depan.
Direktur Distiribusi Jaringan dan Strategis Herry Gunardi mengatakan, kondisi ekonomi yang sulit tahun ini menjadi tantangan bank berlogo pita emas itu untuk mengencangkan ikat pinggang.
Upaya efisiensi seperti pengurangan cabang, merelokasi cabang, dan mendorong peningkatan penggunakan
electronic banking (
e-banking) pun akan ditempuh guna mengurangi rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ekonomi lagi kurang bagus, kami rapi-rapikan. Kami rapikan sistem cabang, kantor yang kami anggap kurang berkontribusi juga dikurangi," ujar Hery Senin (22/8).
Tahun 2016, Mandiri menargetkan akan menambah cabang 250 cabang yang terdiri dari 200 cabang reguler dan 50 cabang mikro. Dari rencana itu, bank pelat merah ini sudah mendirikan 100 cabang per Juni 2016. Selain itu, Mandiri juga akan membatasi pendirian ATM sekitar 1.000-2.000 ATM di tahun ini.
"Kami optimalkan yang sudah ada. Selain itu juga kami renovasi. Kami juga batasi jumlah ekspansi cabang," jelasnya.
Tahun depan, Bank Mandiri juga hanya akan menambah sekitar 200 cabang untuk reguler dan di bawah 50 cabang untuk mikro, sementara untuk cabang-cabang yang tak produktif akan direlokasi.
Di sisi lain, guna menekan utang, Bank Mandiri berencana menerbitkan surat utang (obligasi) sebesar Rp4 triliun dalam tiga seri dengan tempo mulai dari lima tahun sampai 10 tahun.
Berdasarkan prospektus ringkas perseroan, penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap I Tahun 2016 senilai Rp4 triliun ini merupakan bagian dari gelaran Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri dengan target total dana Rp14 triliun.
Dana hasil Penawaran Umum Obligasi ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akn dipergunakan untuk pembayaran pokok obligasi subordinasi perseroan yang diterbitkan pada 11 Desember 2009 sebesar 3,5 triliun dengan kupon 11,85 persen yang jatuh tempo pada 11 Desember 2016
Rinciannya, obligasi seri A memiliki jangka waktu lima tahun, seri B berjangka waktu tujuh tahun dan seri C memiliki tempo 10 tahun. Pembayaran bunga obligasi tahap pertama ini akan dilakukan setiap tiga bulan.
Nantinya, Bank Mandiri dapat melakukan pembelian kembali (buy back) obligasi untuk pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar. Adapun pmbelian kembali obligasi baru dapat dilakukan satu tahun setelah tanggal penjatahan.
(gir)