Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo memperkirakan, investasi bank-bank BUMN untuk membentuk perusahaan prinsipal pengalihan penghubung Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik negara mencapai lebih dari Rp1 triliun.
Saat ini, pemerintah bersama dengan Himpunan Bank-bank Negara (Himbara) masih menghitung valuasi untuk mendirikan perusahaan baru tersebut. "Yang pasti, modalnya bisa lebih dari Rp1 triliun. Karena, harga mesin ATM kan tinggi," ujarnya, Rabu (24/8).
Pemerintah dan Himbara akan menggandeng anak usaha PT Telkom (Persero) Tbk, yaitu Telkom Sigma, untuk menyusun rencana bisnis dalam membentuk perusahaan switching nasional anyar. Rencananya, perusahaan switching nasional ini akan dimodali oleh empat bank pelat merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yakni, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Modal empat bank pelat merah tersebut direncanakan masuk ke Telkom Sigma melalui Danareksa selaku induk dari holding bank BUMN (sektor keuangan).
Namun, untuk tahap awal, Tiko menjelaskan, porsi kepemilikan Telkom di perusahaan switching nasional bisa mencapai 100 persen, mengingat payung hukum pembentukan holding bank BUMN hingga saat ini belum terbentuk. Tetapi, porsi kepemilikan tersebut akan berkurang seiring dengan terbentuknya holding bank BUMN secara resmi.
"Untuk porsinya berapa saya tidak tahu. Bergantung valuasi nanti, terutama valuasi Link-nya, dan berapa injeksi modal yang dibutuhkan," imbuh Tiko.
Jika tidak ada aral melintang, Tiko memastikan, pembentukan perusahaan switching nasional bisa selesai dalam waktu dekat dan mulai beroperasi tahun depan.
Menteri BUMN Rini Soemarno sebelumnya berharap, izin dari Bank Indonesia terkait pembentukan perusahaan switching nasional bisa segera terbit dalam waktu dekat. Sebagai informasi, pembentukan perusahaan ini memang membutuhkan izin khusus dari BI selaku regulator di sistem pembayaran.
Namun, tak berselang lama, permintaan tersebut langsung diamini oleh Gubernur BI Agus D W Martowardojo yang mengaku telah menyetujui pembentukan perusahaan switching pelat merah tersebut.
"BI sudah kasih penegasan. Bahwa kami setuju bank-bank BUMN mengajukan berdirinya satu perusahaan switching dan Bu Rini (Menteri BUMN) menyatakan siap, dan sedang menindaklanjuti. Nanti akan diajukan secara formal," terang dia, pekan lalu.
(bir/gen)