Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku masih optimistis bisa menampung aset repatriasi dan deklarasi program amnesti pajak hingga Rp50 triliun. Padahal, hingga 18 Agustus 2016, nilai aset repatriasi peserta amnesti pajak yang dikelola BTN belum pecah telur dan total aset deklarasi dalam negeri yang dikelola BTN baru mencapai Rp100 miliar.
Direktur Utama BTN Maryono beralasan, target Rp50 triliun masih jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan potensi harta yang disembunyikan wajib pajak di luar negeri sebesar Rp4 ribu triliun.
"Kalau ada Rp4 ribu triliun, kita pasang target Rp50 triliun itu kita masih optimistis," tutur Maryono, Jumat (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga memperkirakan bahwa pelaporan harta tambahan akan memuncak pada akhir September sebagai periode terakhir tarif tebusan pajak terendah.
"Akhir September itu, periode pertama itu, nanti akan banyak yang diterima (dananya),” ujarnya.
Kemudian, Maryono mengingatkan bahwa BTN baru resmi ditunjuk menjadi salah satu bank persepsi (
gateway) amnesti pajak pada 8 Agustus lalu. Sementara, program amnesti pajak baru akan berakhir pada 31 Maret 2015 mendatang.
"Ini kan kita (BTN) baru berjalan jadi
gateway itu kan baru 8 Agustus 2015. Sekarang kan 18 Agustus 2016. Berarti baru 10 hari," ujarnya.
Sentimen PositifLebih lanjut, Maryono menyatakan program amnesti pajak telah memberikan sentimen positif pada BTN. Hal itu terbukti dari tingginya permintaan obligasi dan sertifikat deposito yang bisa dinegosiasikan (NCD) sepanjang bulan lalu.
"Obligasi bulan Juli, kami mengeluarkan obligasi Rp3 triliun, itu karena sentimen positif. Kemudian, NCD nya Rp1 triliun kami bisa dapat Rp1,1 triliun," ujarnya.
(gen)