Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT CIMB Niaga Tbk menggunakan strategi berbeda untuk terjun ke layanan keuangan berbasis teknologi (
financial technology/fintech). BCA memutuskan membentuk perusahaan modal ventura, sementara CIMB Niaga memilih menggiatkan program kolaborasi dengan akselerator fintech.
Armand Hartono, Wakil Direktur Utama BCA mengatakan, perseroan tengah mengajukan izin usaha bisnis modal ventura ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anak usahanya tersebut akan menjadi induk yang mendampingi perusahaan-perusahaan rintisan (startup) fintech-nya.
“Kami masih menjajaki. Kami buka banyak opsi untuk mengembangkan fintech. Kami mendirikan modal ventura, saat ini izinnya sedang diajukan ke OJK. Masih menunggu persetujuan ya,” ujar Armand, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang, ia masih enggan merinci berapa modal yang disiapkan BCA untuk mendirikan perusahaan modal ventura tersebut. Ia hanya menyebutkan, modal ventura akan menjadi strategi perseroan mencetak startup fintech.
Tigor Siahaan, Direktur Utama Bank CIMB Niaga mengaku memilih opsi lain dalam mengembangkan fintech binaannya. Perseroannya menggandeng akselerator fintech untuk menelurkan startup dengan ide-ide bisnis cemerlang.
“Ada beberapa fintech yang sedang kami gali lewat akselerator. Kami kolaborasi dengan sebanyak-banyaknya. Akselerator ini membantu kami menyeleksi startup yang potensial untuk dibina, kami kasih penyertaan dan ide-ide pembiayaan,” tutur dia.
Menurut Tigor, fintech binaannya tersebut akan menjadi perpanjangan tangan perseoran dalam menggarap pasar yang
unbankable. Selama ini, masyarakat unbankable belum terjamah perseroan lantaran aturan main perbankan yang lebih ketat.
(gen)