Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menyerahkan segala proses akuisisi saham oleh PT PLN (Persero) kepada pemerintah, sebab ide akuisisi bukanlah aksi korporasi yang diinisasi oleh perusahaan.
Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin mengatakan, rencana akuisisi separuh saham perusahaan oleh PLN pada awalnya dicetuskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Maka dari itu, perusahaan juga tidak akan ikut serta di dalam proses akuisisi, termasuk menentukan angka valuasi saham yang dilepas.
"Masalah valuasi nilai saham yang dilepas, itu nanti tugas dari tim yang dibentuk Kementerian BUMN. Karena ini 100 persen murni inisiasi pemerintah. Timnya sudah ada, namun saya belum bisa sebut laporannya," ujar Irfan, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia mengatakan, proses akuisisi harusnya tak terlalu sulit mengingat saham PLN dan PT Pertamina (Persero) sepenuhnya dimiliki pemerintah. Kendati demikian, Irfan bilang proses akuisisi ini masih berada dalam tahap awal.
"Memang sudah ada dua kali pertemuan di Kementerian BUMN. Di sana, disampaikan bahwa sinergi Pertamina dan PLN akan ditingkatkan. Namun belum ada detil terkait model kerjasamanya. Ternyata, PLN akan masuk menjadi shareholder. Ini pun masih proses di Kementerian BUMN, belum ada hal yang signifikan," tambahnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Fadel Muhammad mendukung masuknya PLN sebagai pemegang saham PGE selama itu bisa mengembangkan tenaga listrik panas bumi di Indonesia.
"Memang diantara BUMN itu harus ada kepentingan bersama untuk pengembangan geotermal. Indonesia itu potensi geothermal-nya terbesar di dunia, tetapi yang kita produksi hanya 5 persen dari potensi yang ada. Makanya saya sangat concern. Malu sama dunia," jelas Fadel.
Lebih lanjut, ia juga berharap harga listrik panas bumi juga bisa lebih efisien jika dilakukan bersama. Meski demikian, ia pun tak masalah jika harga listrik panas bumi lebih tinggi daripada listrik yang dihasilkan dari pembangkit lainnya.
"Kalau (tarifnya) sedikit lebih tinggi pun tidak apa-apa. Karena ini energi terbarukan, dan energinya pun bersih," pungkas Fadel.
Sebagai informasi, PLN berencana untuk mengakuisisi PGE demi mengembangkan eksplorasi panas bumi dan membuat harga listrik panas bumi semakin murah. Sementara Pertamina berharap, akusisi PGN bisa meningkatkan instalasi pembangkit listrik tenaga panas bumi dari angka saat ini 450 MW menjadi 1.000 MW beberapa tahun ke depan.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2016 hingga 2025, proporsi penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sebesar 40,82 persen dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 7.422 Megawatt (MW) di tahun 2025. PLN juga mencatat adanya potensi listrik tenaga panas bumi sebesar 29.164 MW.