Pertamina Akan Tambah Impor Pertamax Dua Kali Lipat

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2016 19:45 WIB
PT Pertamina (Persero) akan mengimpor Bahan Bakar Minyak jenis Pertamax sebanyak 3 juta barel per bulan sepanjang sisa semester II tahun ini.
PT Pertamina (Persero) akan mengimpor Bahan Bakar Minyak jenis Pertamax sebanyak 3 juta barel per bulan sepanjang sisa semester II tahun ini. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax sebanyak 3 juta barel per bulan sepanjang sisa semester II tahun ini. Angka itu terhitung 2,4 kali lebih besar dibandingkan jumlah impor semester pertama sebesar 1,25 juta barel per bulan.

Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Daniel Purba menjelaskan, permintaan yang melonjak setelah Lebaran menyebabkan perseroan memutuskan untuk mengimpor lebih banyak pada bulan-bulan mendatang. Apalagi, ia menganggap produksi kilang Pertamina tak mampu memenuhi kebutuhannya.

Sebagai informasi, proporsi penjualan Pertamax terhadap total penjualan bensin Pertamina tercatat 15,5 persen per Juli 2016. Angka ini lebih besar dibanding angka Desember 2015 sebesar 8,7 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena penjualannya yang meningkat, maka impor Pertamax juga meningkat. Total penjualannya saya tidak ingat berapa, tapi sepertinya juga naik dua kali lipat. Kebutuhan Pertamax sekarang sekitar 15 ribu kiloliter (kl) per hari dari sebelum lebaran 8 hingga 10 ribu kiloliter per hari," jelas Daniel, Rabu (31/8).

Ia melanjutkan, kenaikan impor Pertamax ini pun diiringi dengan rencana penurunan impor BBM jenis Premium. Pasalnya, penggunaan Premium di dalam negeri juga tengah menurun.

Menurut data perusahaan, Premium masih mendominasi penjualan bensin Pertamina dengan proporsi 68,7 persen per Juli 2016. Angka ini terbilang lebih kecil 21,39 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar 87,4 persen.

"Mungkin ini bisa disebabkan karena pengguna Premium pindah ke Pertamax. Pasalnya, konsumen ingin mendapatkan jenis kualitas bahan bakar yang lebih baik. Saya yakin setelah mereka coba Pertamax, mereka merasa lebih irit, tenaga lebih bagus, dan frekuensi perawatan motor dan mobil juga jadi tidak sering," tambahnya.

R
encananya, perusahaan akan mengurangi impor Premium dari angka saat ini 9 juta barel per bulan ke angka 6 juta barel per bulan. Selain karena menurunnya permintaan, impor Premium secara langsung juga akan turun mengingat Pertamina akan memanfaatkan proses pengolahan minyak di kilang milik Shell di Singapura, dengan volume 1 juta barel per tahun.

"Jadi total Pertamina bisa kurangi impor Premium sepanjang semester II ini bisa 3 juta barel per bulan," jelasnya.

Sebagai informasi, penjualan BBM Pertamina di tahun 2015 tercatat sebesar 61,63 juta kiloliter yang terdiri dari BBM subsidi sebesar 26,96 juta kl dan BBM non-subsidi sebesar 34,67 juta kiloliter. Angka itu menurun 5,62 persen dibandingkan konsumsi tahun 2014 yang tercatat sebesar 65,3 juta kiloliter. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER