Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana bank-bank pelat merah membentuk perusahaan prinsipal pengalihan penghubung (
switching) mendapat tanggapan dari pelaku usaha perusahaan
switching swasta yang telah ada sebelumnya.
Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera (ATM Prima) Iwan Setiawan mengatakan kehadiran perusahaan
switching pelat merah diakui mampu mengurangi pangsa pasar perusahaan yang merupakan pemain lama.
"Memang harus diakui kehadiran perusahaan
switching itu nanti akan mengurangi pangsa pasar perusahaan yang existing," ujar Iwan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di sisi lain Iwan menganggap kehadiran perusahaan
switching BUMN nanti mampu memberikan manfaat tambahan yakni mengatasi permintaan transaksi yang semakin tinggi setiap harinya.
Mengutip data Bank Indonesia terakhir, tercatat sepanjang 2015 transaksi ATM telah menembus Rp4 ribu triliun. Dalam laporan Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, transaksi dengan kartu ATM atau Debet juga mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 13,6 persen dari segi nominal. Adapun pertumbuhan tahunan volume transaksi mencapai 14,9 persen sejak 2013 hingga 2015.
Jangan Monopoli
Iwan mengatakan layanan ATM yang terintegrasi antarbank masih sangat dibutuhkan di pelosok-pelosok Indonesia. Pasalnya tidak semua bank bisa menghadirkan mesin ATM dalam bentuk fisik di setiap daerah.
"Kita harusnya bisa saling melengkapi dan back up jaringan antara yang satu dengan yang lain. Supaya kalau satu jaringan fail misalnya bisa diganti dengan jaringan lainnya," jelas Iwan.
Jika nantinya empat bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Negara (HIMBARA) memutuskan untuk keluar dari jaringan perusahaan
switching lain, Iwan berharap perusahaan tersebut bisa berkolaborasi dengan perusahaan
switching yang sudah ada dan tidak melakukan praktik monopoli.
"Apakah nanti mereka akan keluar dari jaringan Prima atau tidak itu urusan mereka. Prinsipnya jangan memonopoli atau mematikan yang lain. Kita berkolaborasi terus memperluas jaringan layanan," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini terdapat empat perusahaan operator jaringan ATM di Indonesia yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis pengelola jaringan ATM Bersama, Rintis Sejahtera (ATM Prima), PT Sigma Cipta Caraka (ATM Link), dan PT Daya Network Lestari (ATM Alto).
Belakangan diketahui Himbara berencana mengakuisisi kepemilikan Link dari PT Sigma Cipta Caraka yang merupakan anak usaha Telkom. Menteri BUMN Rini Soemarno sendiri telah mengajukan izin pembentukan perusahaan kepada Bank Indonesia (BI) selaku pengawas dan regulator sistem pembayaran di Indonesia. Ketua HIMBARA Asmawi Syam menargetkan perusahaan
switching nasional tersebut bisa beroperasi usai holding Bank BUMN terbentuk.
(gen)