Jakarta, CNN Indonesia -- PT Multi Bintang Indonesia Tbk mencatat kinerja cemerlang pada paruh pertama 2016 dengan membukukan peningkatan laba bersih hampir 1,5 kali lipat dibandingkan semester I 2015.
Berdasarkan laporan keuangan Multi Bintang pada Kamis (9/1), perusahaan mencatat adanya pertumbuhan pendapatan sebesar 44,33 persen menjadi Rp1,53 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,06 triliun.
Produsen bir Bintang dan minuman ringan Green Sands ini mencetak kenaikan penjualan lokal 45,63 persen menjadi Rp1,5 triliun, dari sebelumnya hanya Rp1,03 triliun. Kenaikan juga terjadi pada penjualan ekspor yang tumbuh 32,88 persen menjadi Rp29,5 miliar dari sebelumnya Rp22,2 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan bir tercatat naik menjadi Rp1,34 triliun atau 38,42 persen dari sebelumnya Rp968 miliar. Sementara, penjualan minuman ringan meningkat 104,75 persen menjadi Rp197 miliar dari sebelumnya Rp96,16 miliar.
Beban pokok penjualan juga ikut meningkat menjadi Rp592 miliar atau 21,31 persen dari Rp488 miliar. Namun, lonjakan penjualan mampu mengatasi tekanan, sehingga laba kotor perusahaan meningkat hingga 64 persen dari Rp576 miliar menjadi Rp945 miliar.
Setelah berbagai akumulasi, laba bersih perusahaan ikut melompat sebesar 148,6 persen dari Rp179 miliar menjadi Rp445 miliar.
Dari sisi aset, pemegang lisensi bir Heineken ini mencatatkan nilai Rp2,101 triliun hingga akhir Juni 2016, naik tipis dari Rp2,100 triliun di akhir 2015. Sementara itu, liabilitas atau kewajiban perusahaan naik 21,05 persen menjadi Rp1,61 triliun dari Rp1,33 triliun.
Sebagai informasi, Multi Bintang mengincar pendapatan hingga Rp4 triliun pada 2020 di tengah larangan penjualan bir di minimarket yang selama ini menjadi andalan perusahaan. Multi Bintang akan berupaya mengejar target tersebut dengan mengandalkan penjualan Fayrouz, produk minuman ringan asal Mesir.
Perusahaan telah membuat perjanjian lisensi merek dagang (Trade Mark License Agreement/TMLA) dengan Premium Beverages International BV (PBI) asal Belanda atas penjualan Fayrouz di Indonesia.
Adapun kedua perusahaan tersebut terafiliasi karena saham mereka sama-sama dimiliki oleh Heineken International BV. Heineken memegang 81,78 persen MLBI dan 100 persen saham PBI.
Nantinya, Multi Bintang dapat memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan minuman ringan asal Mesir tersebut. Adapun perjanjian ini berlaku dalam jangka waktu 10 tahun dan akan otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun.