Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Umum (Perum) Bulog akan mengelompokkan penjualan dan distribusi daging kerbau impor asal India berdasarkan kelas pedagang besar dan pedagang eceran. Sejak pekan lalu, Perum Bulog mendatangkan 700 ton daging kerbau impor atau sekitar 7 persen dari total izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan, yaitu 10 ribu ton.
"Ada tingkatannya. Kalau partai besar mininal 50 ton daging kerbau, kami beri harga Rp56 ribu per kilogram (kg). Kalau level menengah Rp60 ribu per kg. Sedangkan, eceran Rp65 ribu per kg," ujar Wahyu, Direktur Pengadaan Perum Bulog, Jumat (2/9).
Wahyu memastikan, Perum Bulog tidak akan membatasi kesempatan distribusi yang diajukan para distributor atau pedagang daging. Distribusi akan diberikan sesuai kebutuhan, dan permintaan masing-masing kelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, distribusi daging kerbau India akan diprioritaskan pada daerah-daerah yang mengalami kekurangan pasokan terlebih dahulu, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Jawa Barat, dan beberapa kota besar lainnya. Pasokan ini diberikan untuk mengendalikan harga daging yang tinggi.
"Terutama Jawa. Kalau luar Jawa, target kami Kalimantan dan Sumatra. Di Sumatra, bahkan gubernurnya sudah minta untuk dipasok. Kami nanti pasok ke Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Medan, serta Lampung, yang kebutuhannya cukup tinggi, berkaca dari pengalaman daging beku kemarin," tutur Wahyu.
Wahyu mengatakan, Jawa Tengah dan Jawa Timur sendiri belum menjadi prioritas Perum Bulog untuk memasok daging kerbau impor. Hal ini dikarenakan kedua provinsi tersebut memiliki pasokan daging yang berlimpah jika dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, daging kerbau impor tersebut akan segera masuk ke pasar tradisional mulai akhir pekan ini. Ia memastikan, pasokan ini tidak akan mengganggu pedagang dan peternak. "Tidak ada masalah. Dari industri juga sudah minat, dari asosiasi juga sudah oke," terang dia.
Menguras Pasokan IndiaMeski baru merealisasikan 7 persen dari total izin impor daging kerbau yang diberikan, Perum Bulog mematok menguras pasokan daging kerbau dari India hingga 70 ribu ton. Namun demikian, target itu masih dalam pembahasan pihak terkait.
"Dari India semua yang akan diimpor. Sebanyak 70 ribu ton tambahan sedang dalam pembahasan. Bulog sudah bahas dengan Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan, mereka sudah setuju. Itu untuk pasokan sampai akhir tahun," jelas Wahyu.
Tambahan pasokan sebanyak 70 ribu ton daging, ia merinci, berasal dari total kebutuhan sekitar 240 ribu ton daging per tahun. Itu berati, masyarakat membutuhkan 20 ribu ton daging setiap bulannya.
Adapun, pemilihan impor daging kerbau India lantaran India memiliki harga terbaik dibandingkan negara-negara lainnya. Kendati harganya tercatat paling rendah, Bulog memastikan, impor daging tidak akan mengganggu hasil ternak dalam negeri.
"Itu regulasinya pasti dibuat. Kementan pasti membuat regulasi agar harga di konsumen terjangkau sesuai harapan pemerintah, peternak juga tidak mati," imbuh Wahyu.
Selanjutnya, untuk pembiayaan impor, Bulog akan mendapatkan aliran dana dari dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
"Kami didukung pembiayaan dari BNI dan BRI. Mereka kasih tanpa batasan, nanti kami yang sesuaikan. Jumlahnya saya lagi tidak pegang data," pungkasnya.
(bir)