Pertamina Dinilai Paling Siap Garap PLTGU Jawa 1

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2016 09:40 WIB
Pertamina dipandang siap secara teknis dan finansial, di samping telah menggandeng tiga perusahaan multinasional asal Korea Selatan, Jepang, dan AS.
Pertamina mengikuti tender PLTGU Jawa 1 dengan kapasitas 2x800 megawatt (MW) yang ditutup pada 25 Agustus 2016. Pertamina akan bersaing dengan PT Medco Power Generation Indonesia (anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk), PT Adaro Energy Tbk, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Pembangkitan Jawa Bali (anak usaha PLN). (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) dinilai paling siap secara teknis dan finansial untuk menggarap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1. Apalagi, perusahaan migas pelat merah tersebut juga menggandeng tiga perusahaan multinasional yang berasal dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.

"Punya pengalaman memang penting. Tapi kalau secara finansial tidak cukup dan teknisnya kurang mumpuni, kan kurang juga. Pertamina dan mitranya saya kira punya pengalaman dan juga finansial yang cukup untuk menggarap proyek PLTGU Jawa 1," ujar Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Minggu (4/9).

Berdasarkan laporan keuangan Pertamina, hingga semester I 2016, kas perseroan tercatat sebesar US$5,08 miliar. Angka ini naik 63,3 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu US$3,11 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertamina mengikuti tender PLTGU Jawa 1 dengan kapasitas 2x800 Megawatt (MW) yang ditutup pada 25 Agustus 2016. Pertamina akan bersaing dengan PT Medco Power Generation Indonesia (anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk), PT Adaro Energy Tbk, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Pembangkitan Jawa Bali (anak usaha PLN).

Fabby Tumiwa, pengamat kelistrikan dari Institute for Essential Service Reform mengatakan, keempat peserta lelang mempunyai kemampuan dan kapasitas yang relatif seragam, sehingga mempunyai kesempatan yang sama.

"Dalam pelelangan seperti ini, keputusan pemenang seharusnya ditentukan berdasarkan penawaran terbaik, yang mencakup antara lain harga, kemampuan untuk delivery, dan kesiapan pendanaan," katanya.

Menurut Fabby, PLN harus memperlakukan seluruh bidder secara sama dan proses penentuan keputusan dilakukan berdasarkan penilaian-penilaian tersebut diatas dan kriteria lainnya yang disebutkan pada dokumen tender. Salah satu aspek yang perlu diteliti benar oleh PLN adalah ketepatan waktu pembangunan.

"Jika bidder sudah memiliki lahan, tentunya salah satu keuntungan tersendiri, tapi bukan satu-satunya aspek yang menentukan keputusan pemenang tender," terang dia.

Fabby menambahkan, Pertamina harus menawarkan teknologi terbaik dan harga yang lebih bersaing, apalagi jika sudah mempunyai lahan. "Demikian juga waktu penyelesaian pekerjaan harusnya bisa lebih cepat," tutur dia.

Sesuai Request For Proposal (RFP) dari PLN yang dibuat oleh konsultan Ernst & Young sebagai kuasa PLN untuk melelang pekerjaan PLTGU Jawa, dengan rencana titik serah listrik bisa dilakukan di dua titik, yaitu Muara Tawar, Bekasi dan Cibatu Baru (dekat dengan Cilamaya), Karawang, Jawa Barat. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER