Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan minyak asal Perancis, Total E&P Indonesie akan mengurangi aktivitas produksi di blok Mahakam mulai tahun depan. Selain memasuki masa transisi karena akan dikelola oleh PT Pertamina (Persero) pada 2018, pengurangan aktivitas ini disebabkan karena nilai keekonomian lapangan-lapangan di blok Mahakam juga menurun.
President and General Manager Total Hardy Pramono menjelaskan, turunnya nilai keekonomian rata-rata lapangan di blok Mahakam terjadi karena sumur-sumur yang ada (
existing) sudah terbilang tua. Ia menyebut diperlukan perawatan khusus (
well services) untuk menjaga produksinya.
Namun, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk perawatan sumur malah lebih besar dibandingkan hasil penjualan produksinya karena harga minyak yang belum menunjukkan perbaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain sedang dalam masa transisi, nilai keekonomian blok Mahakam juga terbilang menurun. Lapangan kita ibaratnya juga sudah
mature dan kami pun sedang memikirkan caranya untuk mengefisienkan
cost pengembangan sumur," ujar Hardy di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (5/9).
Akibatnya, perusahaan menargetkan penurunan
lifting minyak sebesar 11.500 barel per hari (bph) pada tahun depan, atau 17,88 persen. Sementara itu, target
lifting gas tahun depan justru turun sebesar 76.600 setara barel minyak per hari (BOEPD).
Meski bisa menambah
lifting dari pengeboran baru, namun perusahaan juga tidak memilih langkah tersebut. Pasalnya, harga minyak yang rendah juga membuat pengeboran baru dianggap kurang ekonomis
Hardy menuturkan, saat ini Total memiliki sumur yang terdapat di lepas pantai (
offshore) dan di delta sungai. Untuk mengebor satu sumur
offshore dan delta, rata-rata investasi yang digelontorkan masing-masing sebesar US$30 juta dan US$7 juta.
Namun menurutnya, angka itu baru ekonomis jika harga minyak berada pada kisaran US$100 per barelnya. "Dengan lapangan yang sudah
mature dan harga minyak saat ini, angka itu tidak akan ekonomis," katanya.
Di samping itu, jarak antara satu sumur dengan sumur lain di blok Mahakam juga sudah sangat pendek, sehingga ruang untuk melakukan pengeboran baru juga semakin kecil. Kendati demikian, perusahaan tetap akan mengebor 24 sumur di blok Mahakam dan Tengah pada tahun depan demi menekan angka penurunan produksi (
declining rate).
"Kami sebelumnya telah lakukan berbagai upaya dan berhasil membuat penurunan produksi di tahun 2016 sebesar 1 persen apabila dibandingkan tahun 2016. Memang tahun depan angka penurunannya besar, tapi di tahun jni kami harap bisa mempertahankan
decline di bawah 5 persen," lanjutnya.
(gen)