Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull membahas potensi tambahan kuota impor daging dari Negeri Kangguru dan peluang kerja sama pengembangbiakan sapi ternak di Indonesia.
"Kerja sama konteks daging, bukan hanya impor
beef (daging), tapi juga
cattle breeding (pengembangbiakan sapi) sehingga ketahanan pangan kita lebih
sustainable (berkelanjutan)," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti dilansir dari kantor berita
Antara, Kamis (8/9).
Selain dari Australia, pemerintah juga tengah memperluas kerja sama dengan banyak negara untuk menstabilkan harga jual daging dalam negeri. Untuk itu, pemerintha tengah menjajaki peluang impor sapi bakalan dari sejumlah negara Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan membuka alternatif impor sapi bakalan dan indukan juga dari Amerika Latin," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution di Kompleks Istana Kepresidenan, belum lam aini.
Menurut Darmin, keran impor dibuka karena harga daging di pasar masih tinggi. Sebelumnya, Bulog memastikan impor 9,5 ribu ton daging kerbau asal India akan masuk bulan ini. Sehingga Darmin memperkirakan, harga daging di pasaran segera turun.
Senada, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan negara-negara Amerika Selatan dan Eropa yang nanti akan mengekspor daging ke Indonesia, antara lain Meksiko, Brasil, Argentina, dan Spanyol. Menurutnya, hal itu diperlukan untuk memicu kestabilan harga.
"Kami akan segera buka tahun ini. G to G (
government to government) nanti kami lakukan. Diversifikasi sumber. Kalau satu sumber itu monopoli, " kata Enggar.
(antara/gir)