Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyatakan, pelaksanaan penerbitan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue perseroan memiliki efek dilusi hingga 6,74 persen bagi pemegang saham yang tidak menggunakan haknya.
Lebih jelasnya, pemegang saham yang tidak melaksanakan
rights issue akan kehilangan 6,74 persen kepemilikan atas sahamnya di Jasa Marga.
Direktur Utama Jasa Marga Desy Arryani mengatakan, perusahaan akan menerbitkan
rights issue setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang diperkirakan dilaksanakan pada kuartal IV tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, rencana penerbitan PUT I ini telah direstui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 29 Agustus kemarin. Di mana perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 491,46 juta lembar saham baru.
Dengan harga Rp500 per lembar saham, perseroan menargetkan dapat meraup dana sebesar Rp1,8 triliun.
"Seluruh penambahan modal akan dilakukan dalam bentuk uang dan tidak ada penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang," ungkap Dessy, dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (15/9).
Ia menyebutkan, dari Rp1,8 triliun tersebut, terdiri Rp1,25 triliun yang berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Rp550 miliar dari publik. Melalui pelaksanaan
rights issue ini, maka perseroan akan mendapatkan tambahan modal dan menambah kapasitas perseroan untuk mengembangkan usaha.
Perusahaan akan menggunakan dana hasil raupan tersebut untuk tiga ruas jalan tol. Tiga ruas jalan tol tersebut di antaranya Pandaan-Malang, Semarang-Batang, dan Cikampek Elevated.
Dengan panjang tol 37,6 kilometer (km) untuk Pandanaan-Malang, perseroan akan menggelontorkan dana investasi sebesar Rp5,9 triliun.
Sementara, ruas tol Semarang-Batang akan dibangun sepanjang 75 km, sedangkan Cikampek Elevated akan dibangun sepanjang 36,8 km dengan investasi Rp14,13 triliun.
(gir/ags)