Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Internasional EP (PIEP) menargetkan produksi sebesar 127 ribu setara barel minyak per hari (BOEPD). Angka ini meningkat 22 persen dibandingkan target di Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016 sebesar 104,95 ribu BOEPD.
Direktur Utama PIEP Slamet Riadhy menerangkan, penambahan produksi ini bisa dilakukan, karena penggunaan teknik injeksi sudah berhasil dilakukan di lapangan-lapangan migas. Ini dibuktikan dari produksi migas Pertamina di luar negeri yang mengimplementasikan teknik tersebut.
Sebagai informasi, produksi migas luar negeri Pertamina sampai saat ini tercatat sebanyak 120,6 ribu BOEPD. Capaian itu lebih besar 14,91 persen dari target RKAP 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu, tahun depan kami akan lebih aktif. Kami akan lakukan simulasi dan water injection di beberapa sumur di luar negeri. Pasalnya, produksi yang melebihi target di tahun ini juga disebabkan teknik injeksi yang digunakan," ujar Slamet, Jumat (16/9).
Di tahun ini, sambung dia, hanya ada dua lapangan migas perusahaan yang digarap dengan teknik injeksi, yakni Irak dan Malaysia. Ia menyebut, lapangan West Qurna di Irak dilakukan dengan metode waterflood program. Sementara itu, lapangan South Acis, Block K, dan Permas di Malaysia telah diinjeksi menggunakan air dan gas.
"Bahkan, teknologi water injection kami di Irak telah mendapat pujian dan penghargaan dari ExxonMobil, karena bisa mengurangi waktu shut down produksi menjadi empat hari saja," katanya.
Selain Irak dan Malaysia, produksi lapangan-lapangan migas di Aljazair juga diproyeksikan akan meningkat tahun depan. Hal ini dikarenakan otoritas energi Aljazair telah menyetujui peningkatan batas produksi minyak perusahaan menjadi 25 ribu barel per hari atau tumbuh 38,89 persen dibandingkan batas produksi tahun ini yang sebesar 18 ribu barel per hari.
Lebih lanjut Slamet bilang, peningkatan produksi di Aljazair akan fokus di lapangan Menzel Lejmat North (MNK), di mana Pertamina menjadi operator di dalamnya. Demi mencapai tambahan produksi, Pertamina akan menambah empat sumur pengembangan di lapangan itu.
"Tahun ini pun, sebenarnya, kami telah mendapatkan peningkatan batas atas produksi. Awalnya, kami minta 15 ribu barel minyak per hari di awal tahun. Namun, ternyata pemerintah Aljazair memberi kami batas produksi 18 ribu barel minyak per hari. Kami harapkan, tahun depan bisa bertambah lagi," terang dia.
Untuk melancarkan aksi-aksi tersebut, perusahaan siap menggelontorkan belanja modal sebesar US$140 juta yang akan dialokasikan bagi 20 sumur pengembangan dan 57 sumur kerja ulang (workover). "Angka itu meningkat 40 persen dibanding angka tahun ini yang sebesar US$100 juta," imbuhnya.
Sebagai informasi, Pertamina memiliki aset di tiga negara, yaitu Aljazair, Malaysia, dan Irak. Sampai Agustus 2016, produksi terbanyak dihasilkan dari Irak sebesar 43,7 ribu BOEPD atau 36,23 persen dari produksi perusahaan year-to-date sebesar 140 ribu BOEPD.
(bir)