Denpasar, CNN Indonesia -- ITRI memproyeksi harga komoditas timah secara global pada jangka menengah berada pada rentang harga US$22.000 sampai US$23.000 per metrik ton tahun depan. Harga timah akan tumbuh lebih tinggi dari harga perkiraan jangka menengah tersebut yang disebabkan oleh penurunan produksi timah.
"Kami berharap, harga timah akan naik hingga tahun depan. Faktornya terkait pasokan yang rendah dan masalah produksi di berbagai belahan dunia," ujar Peter Kettle, Market Analyst ITRI di Bali, Selasa (20/9).
Lebih lanjut ia menjelaskan, produksi timah saat ini masih terbilang cukup stabil, di mana Indonesia saat ini memproduksi timah sebanyak 60 hingga 65 ribu metrik ton per tahun. "Secara keseluruhan, tidak ada krisis di Indonesia," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, dalam waktu jangka panjang, Indonesia masih akan berada dalam posisi terbilang stabil. Peter memprediksi, produksi timah dapat bertambah 5.000 ton metrik ton pada tahun depan. "Tetapi, tidak lebih dari itu," katanya.
Industri timah dunia juga akan terus bergerak mencari titik keseimbangan baru. Menurut dia, keseimbangan harga timah dunia akan terbentuk pada tahun 2020, di mana harga timah akan menyentuh harga US$22.500 per metrik ton.
"Dengan asumsi permintaan akan timah tumbuh menjadi lebih dari 280 ribu metrik ton," pungkasnya.