Pemerintah Timbang Berau Jadi Kawasan Khusus Kelapa Sawit

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 21 Sep 2016 06:41 WIB
Pertimbangan Berau untuk menggantikan Kawasan Industri Bontang, karena infrastrukturnya dinilai masih belum siap untuk mengakomodasi investor.
Ilustrasi kelapa sawit. (REUTERS/Y T Haryono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menimbang-nimbang rencana menjadikan Berau, Kalimantan Timur, sebagai kawasan industri khusus pengolahan kelapa sawit. Rencananya, Berau akan dimasukkan sebagai satu dari tiga Palm Oil Industrial Zone (POIZ) yang sedang dicanangkan pemerintah.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengungkapkan, posisi Berau akan menggantikan Kawasan Industri Bontang karena infrastrukturnya masih belum siap untuk mengakomodasi investor. Ia mengatakan, lokasi yang rencananya akan menjadi kawasan industri di Bontang tersebut masih tertutup hutan lindung.

"Infrastruktur di Berau lebih siap. Jadi, kami mempertimbangkan untuk mengganti Bontang menjadi Berau ke dalam POIZ," ujarnya, Selasa (20/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Airlangga, Berau dipertimbangkan karena ada permintaan dari investor yang ingin berinvestasi di industri pengolahan sawit jika infrastrukturnya memadai. Namun, jika Berau nantinya dipilih sebagai bagian dari POIZ, ia ingin industri pengolahan kelapa sawit ada yang sudah bisa beroperasi di tahun 2019.

"Memang, pemilihan Berau ini masih dirundingkan. Namun, dari ketiga kawasan industri sawit yang kami pilih, hanya Dumai yang kelihatannya sudah sangat siap untuk dimasuki investor," tegas dia

Sebagai informasi, POIZ sendiri merupakan salah satu poin kesepakatan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang dilakukan Indonesia dan Malaysia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia.

POIZ rencananya akan menjadi rumah bagi empat jenis industri hilir kelapa sawit, seperti oleochemical, oleofood, bioenergi, dan advanced material yang akan diekspor ke Asia Tengah. Ini dilakukan sebagai upaya bersama dengan Malaysia untuk menguasai pasar produk hilir kelapa sawit di Asia.

Tadinya, Kemenperin akan memilih satu di antara tiga kandidat kawasan industri yang telah ada (existing) untuk dijadikan fokus POIZ. Kawasan itu terdiri dari Sei Mangkei yang dikelola PT Perkebunan Nasional (PTPN) III, Kawasan Industri Dumai yang dikelola oleh Grup Wilmar, dan Kawasan Industri Bontang yang dikelola oleh PT Pupuk Kaltim (PKT).

Belakangan, Kemenperin memutuskan untuk menjadikan ketiga kawasan industri tersebut sebagai POIZ. Sementara itu, Malaysia sendiri tengah mempersiapkan lokus POIZ di Lahad Datu, Bintulu, dan Tanjung Manis.

Melengkapi ucapan Airlangga, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Imam Haryono juga mengakui bahwa permintaan ini berasal dari investor. Kendati demikian, Kemenperin tak mau gegabah dalam mengabulkan keinginan investor.

"Kami masih dengar sudut pandang lain, cerita-cerita yang lain seperti apa. Ini kan harus pelan-pelan dalam membuat keputusan. Nanti coba kami lihat satu dua hari ke depan keputusannya seperti apa," terang Imam kepada CNN Indonesia.

Menurut data Kemenperin, total kapasitas produksi bahan baku minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan palm kernel oil (PKO) sebanyak 35,50 juta ton di tahun 2015. Sebanyak 15,15 juta ton atau 42,68 persen dari produksi CPO dialokasikan bagi industri hilir.

Nilai ekspor produk hilir kelapa sawit pada tahun 2015 sendiri tercatat US$24,77 juta dengan ragam produk hilir yang dihasilkan sebanyak 146 jenis. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER