BEI Ajak 15 Emiten untuk Melantai di Bursa AS

CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 07:45 WIB
Sebelumnya, perusahaan pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange, AS.
Sebelumnya, perusahaan pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange, AS. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membawa 10 hingga 15 emiten untuk melakukan pelatihan dalam pencatatan saham di dua negara (cross listing) di New York. Hal ini dilakukan atas dasar kerja sama BEI dengan New York Stock Exchange (NYSE).

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengemukakan, ajakan ini bertujuan agar emiten tersebut melakukan cross listing, setelah melakukan pelatihan. Nantinya, emiten yang berangkat tersebut akan diberikan informasi mengenai tata cara untuk melakukan cross listing.

"Tanggal 24-25 Oktober kami akan ke sana untuk bawa 10-15 emiten untuk belajar cross listing bagaimana caranya," ungkap Tito, Rabu (21/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan dicatatkannya saham emiten nasional di mancanegara, maka akan akan menumbuhkan rasa kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia.

"Karena biar lebih banyak dikenal. Banyak juga investor Amerika Serikat (AS) yang hanya boleh investasi di AS. Jadi kami kasih kesempatan," terangnya.

Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah mencatatkan sahamnya di NYSE. Dengan begitu, ia berharap jejak TLKM dapat diikuti oleh emiten lainnya.

Tak hanya itu, demi meningkatkan frekuensi perdagangan, BEI mendorong perusahaan yang telah keluar dari lantai bursa (delisting) untuk kembali mencatatkan saham lagi (relisting).

Tito menyatakan, pihaknya telah memanggil delapan perusahaan yang telah delisting untuk berdiskusi.

"Saya sudah panggil delapan, tapi saya enggak tahu mereka akan relisting atau enggak," ungkap Tito.

Lebih lanjut Tito menjelaskan, kedelapan perusahaan tengah berusaha untuk dapat aktif kembali karena memang tidak mudah bagi perusahaan untuk relisting.

"Mereka lagi usaha-usaha sendiri saat ini, misalnya mereka masuk dengan bisnis baru," imbuhnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER