Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membawa 10 hingga 15 emiten untuk melakukan pelatihan dalam pencatatan saham di dua negara (
cross listing) di New York. Hal ini dilakukan atas dasar kerja sama BEI dengan New York Stock Exchange (NYSE).
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengemukakan, ajakan ini bertujuan agar emiten tersebut melakukan
cross listing, setelah melakukan pelatihan. Nantinya, emiten yang berangkat tersebut akan diberikan informasi mengenai tata cara untuk melakukan
cross listing.
"Tanggal 24-25 Oktober kami akan ke sana untuk bawa 10-15 emiten untuk belajar
cross listing bagaimana caranya," ungkap Tito, Rabu (21/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan dicatatkannya saham emiten nasional di mancanegara, maka akan akan menumbuhkan rasa kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia.
"Karena biar lebih banyak dikenal. Banyak juga investor Amerika Serikat (AS) yang hanya boleh investasi di AS. Jadi kami kasih kesempatan," terangnya.
Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah mencatatkan sahamnya di NYSE. Dengan begitu, ia berharap jejak TLKM dapat diikuti oleh emiten lainnya.
Tak hanya itu, demi meningkatkan frekuensi perdagangan, BEI mendorong perusahaan yang telah keluar dari lantai bursa (
delisting) untuk kembali mencatatkan saham lagi (
relisting).
Tito menyatakan, pihaknya telah memanggil delapan perusahaan yang telah
delisting untuk berdiskusi.
"Saya sudah panggil delapan, tapi saya enggak tahu mereka akan
relisting atau enggak," ungkap Tito.
Lebih lanjut Tito menjelaskan, kedelapan perusahaan tengah berusaha untuk dapat aktif kembali karena memang tidak mudah bagi perusahaan untuk
relisting.
"Mereka lagi usaha-usaha sendiri saat ini, misalnya mereka masuk dengan bisnis baru," imbuhnya.