The Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga AS

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 08:32 WIB
Meski demikian, Bank sentral AS memberi sinyal untuk mengetatkan kebijakan moneter pada akhir tahun karena pasar tenaga kerja membaik.
Meski demikian, Bank sentral AS memberi sinyal untuk mengetatkan kebijakan moneter pada akhir tahun karena pasar tenaga kerja membaik. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank sentral AS (Federal Reserve) memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga pada saat ini, meski memberi sinyal untuk mengetatkan kebijakan moneter pada akhir tahun karena pasar tenaga kerja membaik.

Seperti dilansir Reuters, Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan, pertumbuhan AS sedang bertambah kuat dan tingkat kenaikan akan diperlukan untuk menjaga perekonomian dari overheating yang memicu inflasi tinggi.

"Kami menilai bahwa kasus untuk peningkatan suku bunga telah menguat, tetapi memutuskan untuk menunggu saat ini. Perekonomian memiliki sedikit lebih banyak ruang untuk bergerak," kata Yellen dalam konferensi pers, Rabu (21/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yellen mengatakan ia berharap terdapat satu kali kenaikan suku bunga pada tahun ini jika pasar tenaga kerja terus meningkat dan risiko baru yang besar tidak timbul.

The Fed mempertahankan suku bunga untuk pinjaman overnight antar bank dalam kisaran 0,25 persen sampai 0,50 persen. Level yang sama sejak kenaikan tarif pada bulan Desember 2015 untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Sebelumnya, suara petinggi bank sentral AS semakin terbagi atas urgensi menaikkan suku bunga. Presiden Fed Kansas City Esther George, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren berbeda pendapat tentang pernyataan kebijakan, dengan mengatakan mereka memilih untuk menaikkan suku bunga minggu ini.

Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan memangkas jumlah kenaikan suku bunga yang mereka harapkan tahun ini, menjadi satu, dari dua sebelumnya. Tiga dari 17 pembuat kebijakan menyatakan tarif harus tetap stabil untuk sisa tahun ini.

The Fed juga memproyeksikan kenaikan suku bunga tahun depan dan tahun 2018 yang kurang agresif, dan memangkas perkiraan suku bunga menjadi 2,9 persen dari 3,0 persen.

Investor tampaknya tidak signifikan menggeser taruhan mereka untuk kenaikan suku bunga berikutnya. Data Fed futures menyatakan investor terus melihat peluang kenaikan suku bunga pada bulan Desember, dan hampir tidak ada kesempatan peningkatan pada bulan November.

Harga saham AS naik setelah The Fed merilis pernyataannya.

"Sementara Federal Reserve menahan suku bunga tidak berubah, dalam voting yang sangat tidak biasa terkait dilema kebijakan. Membuat kenaikan pada Desember lebih mungkin," kata Mohamed El-Erian, kepala penasihat ekonomi di Allianz. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER