Jakarta, CNN Indonesia -- Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku belum mendapat informasi dari manajemen AIG Insurance Indonesia, bahwa perusahaan asuransi asal Amerika Serikat tersebut bakal menutup lini bisnis konsumernya dalam waktu dekat.
Meski demikian, Dumoly menyadari persaingan bisnis asuransi makin ketat di pasar nasional. Ia justru mengkritik kebijakan AIG yang menetapkan strategi bisnis di kantor pusatnya, sehingga terlihat tidak menyesuaikan dengan kebutuhan asuransi masyarakat Indonesia.
“Karena strategi korporasi di kantor pusatnya, maka mereka divestasi subsidiari di beberapa negara, misalnya di Indonesia,” terang Dumoly kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, ia mengaku tidak heran jika AIG berencana meninggalkan Indonesia, jika dinilai perusahaan tidak memberikan keuntungan yang baik ke depannya.
“Lihat saja kinerjanya tiga tahun belakangan, wajar mereka keluar kalau mulai berat kinerjanya,” pungkas Dumoly.
Sumber CNNIndonesia.com yang enggan disebutkan namanya menyatakan AIG Indonesia harus jeli menghitung untung rugi apabila meninggalkan pasar Indonesia. Yang pasti, lanjutnya, AIG harus menghitung dampak terhadap bisnis dan nasabah
existing, termasuk tenaga pemasar.
“Perusahaan asuransi asing, jiwa maupun umum, beberapa kali tercatat keluar masuk Indonesia. Yang penting, jangan menghindari kewajibannya dengan polis-polis yang sudah berjalan, selesaikan dulu. OJK harus tegas,” terang dia.
Ia juga menyarankan agar AIG Indonesia terbuka mengenai jumlah tenaga pemasar yang dirumahkan akibat aksi perampingan tersebut, dan berapa jumlah kewajiban terhadap polis
existing.
Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, salah satu sumber yang bekerja di AIG Indonesia menuturkan, rencana penutupan bisnis konsumer jadi bagian dari rencana perseroan untuk mengubah AIG menjadi lebih ramping, lebih menguntungkan, serta fokus.
“Kami tidak akan menawarkan asuransi konsumer di pasar Indonesia. Namun, kami akan melanjutkan bisnis asuransi perjalanan dengan mitra maskapai yang ada, dan memperpanjang bisnis penjaminan, termasuk juga mempertahankan kebijakan pemasaran yang ada,” jelas orang tersebut.
Ia memastikan, kontrak berjalan dengan nasabah di segmen konsumer akan tetap dilayani sesuai perjanjian dan klaimnya terjamin hingga sisa periode berjalan.
Selain itu, AIG Indonesia akan tetap fokus menawarkan asuransi komersial. “Kami memastikan kelancaran transisi melalui perubahan bisnis, dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk menghindari gangguran pasar atau pelanggan,” tegas dia.
(gen)