Jakarta, CNN Indonesia -- Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam rentang
support 5.336 dan resisten 5.461.
William menyatakan, potensi kenaikan masih terlihat cukup besar ditopang oleh pengumuman hasil dana amnesti pajak jelang akhir periode pertama ini.
"Jelang akhir bulan pengumuman dari hasil amnesti pajak sewajarnya dapat memberikan hasil yang baik sehingga kinerja pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan perekonomian dapat lebih cepat terlaksana," terang William dalam risetnya, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, pasar global tadi malam berhasil melanjutkan
rally ditopang penguatan harga minyak mentah.
David merinci, indeks saham di zona Euro yakni Eurostoxx berhasil menguat 0,68 persen di 2.991,11 terutama ditopang bangkitnya saham Deutsche Bank. Sementara, di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,61 persen dan 0,53 persen di 18339,24 dan 2.171,37.
"Penguatan di Wall Street terutama merespon kenaikan harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat hingga 5,6 persen di US$47,16 per barel setelah pertemuan OPEC di Aljir kemarin berhasil mencapai kesepakatan awal untuk pengurangan produksi," ungkap David.
Lebih lanjut David menjelaskan, Arab Saudi dan Iran sebagai produsen terbesar di OPEC secara tak terduga berhasil mencapai kesepakatan awal pengurangan produksi minyak hingga 32,5-33 juta barel per hari atau turun hampir 750 ribu barel per hari dari produksi OPEC di Agustus.
Adapun, IHSG mampu berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin. Di mana IHSG ditutup positif sebesar 5,733 poin (0,1 persen) 5.425. Menurutnya, penguatan IHSG terutama ditopang kenaikan saham sektor konsumsi, properti dan aneka industri.
Pada perdagangan hari ini, David memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.375 dan resisten 5.470. Saham-saham berbasiskan komoditas energi berpeluang menguat terimbas kenaikan harga minyak mentah.
(gen)