Jakarta, CNN Indonesia -- Bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menutup kuartal ketiga dengan senyum lebar. Pertumbuhan kredit tiga dari empat bank-bank pelat merah bahkan mencapai double digit, juga melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri bank umum.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, misalnya. Hingga Agustus 2016, kredit perseroan tercatat sebesar Rp342,51 triliun atau naik 23,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kuartal ketiga tahun ini, saya kira, tak akan lebih tinggi dari semester I 2016 yang sebesar 23,8 persen. Tetapi, tetap di atas 20 persen dong," ujar Ahmad Baiquni, Direktur Utama BNI kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pertumbuhan kredit perseroan nan kinclong ditopang oleh segmen korporasi, terutama untuk perusahaan-perusahaan BUMN terkait infrastruktur dan konstruksi. Diikuti oleh pertumbuhan kredit usaha kecil dan menengah, dan kredit ritel.
"Selain itu, sebetulnya, pertumbuhan kredit melesat karena pada semester I 2015 lalu, kami tidak terlalu ekspansif. Kami baru gencar melakukan ekspansi kredit mulai kuartal III 2015. Ini hasilnya baru terlihat," terang Baiquni.
Baiquni optimistis, penyaluran kredit sampai akhir tahun akan sesuai dengan rencana bisnis bank yang dipatok 15-16 persen. Optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat segmen korporasi masih akan kencang kuartal terakhir, seiring dengan percepatan pelaksanaan proyek jelang tutup tahun.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga mencatatkan pertumbuhan kredit kinclong di kuartal III 2016. Direktur Utama BTN Maryono mengklaim, pertumbuhan kreditnya tembus 19 persen hingga akhir September 2016 ketimbang periode yang sama tahun lalu.
"Karena, permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) masih cukup baik, terutama di segmen nasabah kelas menengah ke bawah, khususnya KPR bersubsidi. Ini mendongkrak kredit kami bertumbuh," imbuh Maryono.
Berdasarkan publikasi bulanan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga membukukan pertumbuhan kredit di atas industri bank umum yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) hanya berkisar 7-9 persen.
Kredit BRI mencapai Rp594,05 triliun per Agustus 2016 meningkat 17,06 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp507,44 triliun. Sayang, Sis Apik Wijayanto, Direktur BRI menolak merinci perolehannya pada kuartal III 2016.
Kondisi berbeda dialami PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank pelat merah nomor wahid dari sisi aset ini tampaknya harus legowo dengan realisasi kredit yang tumbuh hanya single digit atau sejalan dengan industri bank umum.
Publikasi bulanan perseroan menyebutkan, kredit yang disalurkan Bank Mandiri mencapai Rp538,93 triliun per Agustus 2016 atau meningkat 9,11 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Asal tahu saja, Bank Mandiri mematok pertumbuhan kredit 10-12 persen hingga akhir tahun nanti. Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri menuturkan, segmen kredit mikro dan korporasi akan ditingkatkan, terutama segmen infrastruktur.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengungkapkan, belum ada bank umum yang menyampaikan revisi rencana bisnis bank, termasuk kredit.
Jangan heran, jik OJK enggan merevisi target kredit bank hingga saat ini, meskipun secara keseluruhan, kredit industri bank umum melambat. Per Juli 2016, kredit bank umum cuma tumbuh 7,57 persen (year on year) menjadi Rp4.161 triliun.
Sementara, BI sudah dua kali melakukan revisi kredit. Sejatinya, bank sentral menargetkan pertumbuhan kredit bank umum di kisaran 12-14 persen. Namun, seiring dengan terjadinya perlambatan, BI merevisi menjadi 10-12 persen, kemudian revisi turun lagi menjadi hanya 7-9 persen saat ini.
(bir/gen)