Jakarta, CNN Indonesia -- Sebesar Rp1.245 triliun fasilitas kredit kepada nasabah belum ditarik (undisbursed loan) hingga Juli 2016. Realisasi ini tercatat tumbuh 4,27 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp1.194 triliun.
Di antaranya Rp296,27 triliun merupakan fasilitas kredit yang bersifat committed, dan Rp 949,51 triliun sebagai fasilitas kredit uncommitted. Kendati meningkat, sebetulnya kondisi ini membaik mengingat committed undisbursed loan turun 2,97 persen ketimbang Juli 2015 yang sebesar Rp305,37 triliun.
Secara kontribusi, kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 menyumbang kredit mubazir paling besar, yaitu Rp722,00 triliun. Diikuti oleh bank BUKU 4 Rp429,79 triliun, BUKU 2 Rp85,67 triliun, dan BUKU 1 Rp4,70 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dari sisi pertumbuhan, bank BUKU 4 menjadi satu-satunya penyumbang kenaikan kredit mubazir industri bank umum. Undisbursed loan bank BUKU 4 naik 13,32 persen. Yakni, dari Rp379,27 triliun pada Juli 2015 menjadi Rp429,79 triliun.
Sementara, kredit terserap bank BUKU 1, 2, dan 3 justru membaik yang tercermin dari penurunan nilai fasilitas kredit yang belum ditarik. Masing-masing bank BUKU mencatat penurunan undisbursed loan sebanyak 63 persen, 43 persen, serta 11,48 persen.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya mengakui, undisbursed loan perbankan masih di atas Rp1.200 triliun. "Namun, yang dominan itu yang uncommitted," ujarnya.
Undisbursed loan merupakan fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah. Umumnya, nilai kredit mubazir naik karena dipengaruhi oleh perlambatan permintaan kredit, baik modal kerja atau kredit investasi.
(bir)