Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang batubara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk baru saja menyampaikan laporan keuangan tahun 2015. Terbilang telat melaporkan, Bumi Resources menelan rugi bersih hingga US$1,92 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada Selasa (4/10), Bumi Resources hanya mencatatkan pendapatan sebesar US$40,5 juta sepanjang 2015. Jumlah itu anjlok 34,59 persen dari US$61,92 juta pada tahun 2014.
Untungnya, sepanjang 2015 perseroan tidak menanggung beban pokok pendapatan. Namun, Bumi Resources tetap menanggung beban usaha sebesar US$49,99 juta, turun drastis dari US$130,38 juta pada 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu menyebabkan rugi usaha Bumi Resources pada 2015 turun 87,36 persen menjadi US$9,37 juta, dari US$74,17 juta di tahun sebelumnya.
Sayangnya, meski rugi usaha perseroan turun, Bumi Resources masih harus menanggung lonjakan beban lain-lain bersih sebesar 602,34 persen menjadi US$2,03 miliar pada tahun lalu, dari US$289,2 juta pada tahun 2014.
Jika dirinci, maka lonjakan beban lain-lain bersih itu berasal dari munculnya rugi atas penghapusan piutang sebesar US$522,55 juta, yang pada 2014 tidak ada. Kemudian melonjaknya penurunan nilai aset sebesar US$885,54 juta, dari US$236,68 juta. Selain itu juga terdapat pembengkakan beban lain sebesar 2.949 persen menjadi US$2,03 miliar, dari US$289,2 juta.
Setelah dipangkas beban pajak penghasilan bersih, maka rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$1,925 miliar, melambung 419,63 persen dari US$374,06 miliar.
Sebelumnya, perusahaan sempat berjibaku untuk memangkas utang. Salah satu manuver yang dilakukan adalah dengan menjual 50 persen saham anak usahanya, Leap Forward Resources Ltd untuk membayar utang.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivasta menyatakan, saham tersebut dijual kepada Smart Alliance Limited (Smart Alliance) dan Oceanpro Investments Limited (Oceanpro).
Nilai transaksi penjualan saham ini sebesar US$90 juta. Bentuk saham tersebut merupakan aset tidak langsung perusahaan, sehingga dengan transaksi tersebut perusahaan akan kehilangan sebagian besar aset tidak langsung nya.
"Tujuan transaksi ini untuk pembayaran sebagian utang perusahaan oleh PT Bumi Resources Investment (BRI) kepada salah satu kreditur perusahaan," terang Dileep Srivasta belum lama ini.
(gir)