Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat setidaknya sebanyak 1,75 juta rumah tangga di Indonesia belum melaksanakan program konversi minyak tanah menjadi Liquified Petroleum Gas (LPG/Elpiji). Dengan kata lain, sejumlah rumah tangga tersebut belum mendapatkan paket perdana tabung elpiji 3 kilogram.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan, sebagian besar rumah tangga yang belum mendapatkan paket perdana tersebut berlokasi di Indonesia timur.
Bahkan, masih ada lima provinsi yang sepenuhnya belum mendapatkan paket perdana elpiji melon, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum meratanya program ini, lanjutnya, kebanyakan dikarenakan oleh minimnya sarana dan fasilitas pendistribusian elpiji. Hal ini diperparah dengan jarak yang jauh antara titik suplai dengan lokasi distribusinya.
"Kami sebetulnya sudah siap memberikan paket perdana bagi 1,7 juta rumah tangga dan sudah berkoordinasi baik dengan PT Pertamina (Persero), namun sarana dan fasilitasnya belum memadai," jelas Wiratmaja di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (5/10).
Akibat beberapa hambatan tersebut, ia pun tak menjamin penyaluran paket perdana elpiji melon bagi 1,7 juta rumah tangga bisa segera selesai. Rencananya, tahun depan pemerintah akan mendistribusikan paket perdana bagi 517,63 ribu rumah tangga di Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Barat.
"Sehingga penyaluran paket perdana untuk wilayah Indonesia timur masih perlu menunggu lagi," ujarnya.
Selain hambatan dari segi sarana, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menuturkan bahwa beberapa wilayah memiliki biaya distribusi minyak tanah yang lebih efisien dibandingkan distribusi elpiji 3 kilogram. Kendati demikian, perusahaan tetap berkomitmen mengingat program ini sudah diamanatkan di dalam Peraturan Presiden (Perpres) no. 104 tahun 2007.
"Selain itu, program ini juga terbukti efektif mengurangi konsumsi minyak tanah dalam 10 tahun terakhir. Jika pada tahun 2006 angka konsumsinya sebesar 9,96 juta kiloliter (kl), di tahun 2016 ini kami estimasi konsumsinya tinggal 688 ribu kiloliter," terang Dwi di lokasi yang sama.
Menurut data Pertamina, realisasi penyaluran tabung elpiji 3 kilogram tercatat sebesar 57,19 juta paket antara tahun 2007 hingga 2015.
Sementara itu, realisasi subsidi elpiji 3 kilogram per September 2016 sudah mencapai 4,43 juta ton, atau 70,88 persen dari kuota tahun 2016 sebesar 6,25 juta ton.
(gir)