Jakarta, CNN Indonesia -- Dolar AS menguat pada perdagangan Kamis (6/10) terhadap sekeranjang mata uang, mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari dua bulan dan menekan harga emas. Pasalnya, optimisme data tenaga kerja yang kuat memberikan dukungan kenaikan suku bunga AS, yang mungkin terjadi akhir tahun ini.
Sementara, indeks saham acuan S&P 500 berakhir nyaris lebih tinggi saat imbal hasil
treasury AS naik ke level tertinggi dalam tiga minggu karena investor memasang posisi jelang laporan tenaga kerja AS yang akan dirilis pada hari Jumat.
Seperti dilansir dari
Reuters, data awal pada Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, mendekati level terendah dalam 43 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun harga minyak terus menanjak, dan menembus level US$50 per barel, didorong oleh pertemuan informal antara produsen terbesar di dunia untuk menurunkan produksinya dan anjloknya persediaan minyak mentah AS.
Nilai tukar dolar AS naik ke angka tertinggi terhadap yen dalam sebulan, dan menguat terhadap poundsterling dalam tiga dekade, di tengah kekhawatiran keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Terhadap sekeranjang mata uang, mata uang Negeri Paman Sam itu naik 0,6 persen.
Data pekerjaan AS yang kuat bisa memastikan ekspektasi kenaikan suku oleh bank sentral AS (Federal Reserve) akhir tahun ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan nonfarm payrolls AS naik 175 ribu.
Menurut CME FedWatch, pelaku pasar bertaruh 64 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember, naik sedikit dari hari sebelumnya.
"Jika Anda melihat data ekonomi selama sebulan terakhir, cukup banyak yang lebih baik. Dan dalam beberapa hal lebih baik dari ekspektasi. Semua data tampaknya akan mendorong The Fed untuk bergerak," kata Walter Todd, kepala investasi Greenwood Capital Associates.
Di pasar saham AS, indeks Dow Jones Industrial Average turun 12,53 poin atau 0,07 persen ke level 18.268,5 dan indeks S&P 500 naik 1,04 poin atau 0,05 persen ke 2.160,77. Sementara indeks Nasdaq Composite turun 9,17 poin atau 0,17 persen ke level 5.306,85.
Saham Apple menguat, didukung oleh optimisme tentang iPhone, berbeda dengan saham Wal-Mart Stores, yang terkena imbas ekspektasi kinerja keuangan buruk.
Lebih lanjut, harga minyak menguat ke level tertinggi dalam empat bulan.
Harga minyak Brent ditutup naik 1,3 persen pada US$52,51 per barel. Sementara harga minyak WTI ditutup naik 1,2 persen pada ke US$50,44 per barel, melampaui US$50 untuk pertama kalinya sejak Juni.
"Fakta bahwa harga minyak mentah berada di sekitar US$50 saya pikir adalah positif untuk pasar saham. Itu mungkin konfirmasi lain yang memberikan nada positif terhadap aktivitas ekonomi masa depan," kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.