Jakarta, CNN Indonesia -- Situasi bisnis properti perkantoran masih lemah pada kuartal III 2016 ini. Hal itu membuat PT PP Properti Tbk (PPRO) tak akan melakukan ekspansi di sektor perkantoran dalam waktu dekat.
Riset yang dilakukan oleh lembaga konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat tingkat okupansi kuartal III turun menjadi 84 persen jika dibandingkan dengan tingkat okupansi sepanjang tahun 2015 90 persen.
Direktur Pengembangan Bisnis PP Properti, Giyoko Surachmat mengaku sepakat dengan riset yang dilakukan oleh JLL tersebut. Ia menyatakan, pihaknya belum tertarik untuk melirik bisnis perkantoran karena kondisi pasar yang masih melemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena memang pasarnya masih kurang. Kami mungkin tidak akan membangun perkantoran. Nanti setelah tahun 2020 mungkin kami baru masuk dalam bisnis tersebut," ucap Giyoko, Kamis (6/10).
Saat ini, lanjut Giyoko, banyak unit di gedung perkantoran yang kosong. Hal tersebut merupakan imbas dari perekonomian dunia yang belum sepenuhnya membaik, sehingga tak sedikit perusahaan asing yang memutuskan untuk keluar.
"Perusahaan asing banyak yang keluar, ini juga karena harga minyak juga turun kan, tetapi sekarang memang sudah mulai membaik, jadi diperkirakan tahun 2020 membaik," kata Giyoko.
Melihat kondisi tersebut, entitas anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memutuskan untuk fokus pada pengembangan bisnis sektor residensial dengan fokus membangun apartemen kelas menengah ke atas. Menurut Giyoko, permintaan apartemen kelas menengah ke atas mulai tumbuh seiring dengan keberhasilan program amnesti pajak, setelah sebelumnya juga sempat mengalami pelemahan permintaan.
"Sekarang sudah mulai
rebound karena dana amnesti pajak sudah masuk banyak," imbuhnya.
PP Properti tengah melakukan penjajakan dengan pemilik lahan di Surabaya untuk menambah land bank nya di Surabaya. Nantinya, jika akuisisi tersebut sukses maka perusahaan akan membangun apartemen kelas menengah ke atas.
Sebelumnya, PP Properti baru saja menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Adhisatya Property dalam membangun apartemen mahasiswa di Tembalang, Semarang. Proyek ini otomatis menambah portofolio apartemen mahasiswa PPRO yang sudah ada, yakni Apartemen Premium Evencio Margonda di Depok.
Selain kedua proyek apartemen mahasiswa tersebut, perusahaan juga memiliki proyek apartemen lain yakni Payon Amartha di Semarang, Amartha View Semarang, Pavilion Permata 2 Surabaya, Grand Kamala Lagoon Bekasi, Grand Sungkono Lagoon Surabaya, Grand Dharmahusada Lagoon Surabaya, Gunung Putri Square Bogor, The Ayoma Apartment Serpong BSD, dan Sentul City.
Hingga saat ini, PP Properti memiliki cadangan lahan (
land bank) seluas 65 hektare (ha). Perusahaan masih berniat memperluas jumlah land bank hingga akhir tahun seluas 20 - 30 ha. Sementara, perusahaan memperkirakan alokasi belanja modal (
capital expenditure/capex) tahun depan sebesar Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan menambah jumlah
land bank tahun depan seluas 20-30 ha.