Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kimia Farma (Persero) Tbk bekerja sama dengan perusahaan farmasi yang berpusat di Korea Selatan, Sungwun Pharmacopia, membangun pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia. Pabrik ini diyakini akan memenuhi kebutuhan industri obat dalam negeri.
Pembangunan pabrik bahan baku obat tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman, Kepala BPOM Penny Lukito, dan Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf melalui peletakkan batu pertama (ground breaking) di lokasi pembangunan di Kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Rusdi mengatakan, pabrik bahan baku obat dengan nilai investasi Rp132 miliar tersebut dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 6 hektare (ha) dengan tahap awal pembangunan seluas 5 ribu meter persegi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahap selanjutnya akan dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya untuk memenuhi kebutuhan produksi bahan baku obat," ujarnya seperti dikutip kantor berita Antara, Senin (10/10).
Kerja sama Kimia Farma dengan Sungwun Pharmacopia Co Ltd dilakukan karena mitra perusahaan dari Korsel tersebut memiliki teknologi untuk memproduksi bahan baku obat. Teknologi ini belum terdapat di Indonesia.
Pabrik tersebut dibangun sesuai dengan standar
Good Manufacturing Practice (GMP) dan diperkirakan selesai pada akhir 2017. Adapun, untuk komersialisasi hasil produksi Bahan Baku Obat Aktif (API) ini direncanakan pada awal 2018.
Jenis bahan baku obat yang akan diproduksi berjumlah delapan jenis, yaitu
Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Pantoprazole, Esomeprazole, Rabeprazole, Clopidogrel, dan
Sarpogrelate dengan total kapasitas produksi 30 ton per tahun.
Produksi delapan bahan baku obat tersebut untuk memenuhi 100 persen kebutuhan seluruh industri farmasi di Indonesia dan selebihnya untuk pasar ekspor.
Pabrik Kimia Farma juga akan memproduksi tujuh jenis bahan baku yang dapat digunakan untuk kosmetika dan suplemen makanan (
High Function Chemical/HFC) dengan seluruh hasil produk akan diekspor ke Korea, Jepang, dan Amerika.
"Kebutuhan bahan baku obat ada 2.200 lebih, kami buat 15 (jenis), tahun berikutnya akan ada 20 (jenis) lagi," tegas Rusdi.
Pengembangan pabrik bahan baku obat Kimia Farma akan dilakukan pada tahun-tahun berikutnya dengan menambah total 40 jenis bahan baku obat yang akan diproduksi.