Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia meningkat 3 persen pada hari Senin (10/10) waktu Amerika Serikat atau Selasa (11/10) pagi setelah Rusia setuju mengikuti permintaan organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk memangkas produksi. Tercatat, harga minyak mencapai titik tertingginya sepanjang tahun 2016.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak Brent LCOc1 mencapai US$53,14 per barel, di mana harga ini mendekati titik tertinggi sejak 9 Oktober 2015 senilai US$53,73 per barel. Sementara itu, U.S. West Texas Intermediate (WTI) CLc1 ditutup ke angka US$51,35 per barel, setelah sebelumnya sempat mencapai puncak tertinggi US$51,60 per barel.
Keputusan Rusia mencuat di dalam pertemuan dengan anggota OPEC, di sela-sela kongres energi di Istanbul, Turki. Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan, penghentian atau pemangkasan produksi mampu menjadi jawaban yang tepat untuk menjaga stabilitas sektor energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusia siap untuk memangkas produksi dan mengimbau seluruh negara-negara pengekspor minyak untuk ikut serta," ujar Putin, dikutip dari Reuters.
Tak hanya Rusia, OPEC juga meminta komitmen dari negara-negara pengekspor minyak lain untuk mengurangi produksinya. Menteri Energi Aljazair, Nouredine Boutterfa berharap, komitmen ini bisa didapatkan dalam pertemuan negara-negara non-OPEC di Istanbul.
Sebelumnya, negara-negara anggota OPEC sepakat untuk mengurangi produksi minyak sebanyak 700 ribu barel per hari dan menuntun produksi minyak menjadi 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari. Namun, keputusan yang lebih mufakat akan ditentukan saat OPEC menghelat pertemuan di Wina, Austria tanggal 30 November mendatang.
Ini merupakan penurunan produksi pertama yang dilakukan OPEC selama delapan tahun terakhir. Keputusan ini diambil setelah harga minyak terjerembab ke angka US$20 per barel pada bulan Februari, setelah mencapai titik tertinggi US$100 per barel di tahun 2014.
(gen)