PLN Hitung Kerugian 34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2016 16:36 WIB
Puluhan pembangkit listrik berkapasitas total 633,8 Megawatt (MW) tersebut tersebar di Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera, dan Nusa Tenggara.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir saat memberikan keterangan bersama Menteri BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) melaporkan, sebanyak 34 proyek pembangkit listrik bermasalah atau mangkrak sehingga tidak bisa dilanjutkan eksekusinya hingga tenggat waktu yang tidak ditentukan.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, ke-34 pembangkit listrik tersebut mangkrak sudah sejak delapan tahun lalu. Semua pembangkit listrik berkapasitas total 633,8 Megawatt (MW) tersebut tersebar di beberapa daerah di Indonesia, yakni Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera, dan Nusa Tenggara.

Berdasarkan hasil temuan itu, lanjut Sofyan, sebanyak 13 proyek pembangkit listrik akan diterminasi, sedangkan 21 proyek sisanya akan dilanjutkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 13 proyek yang kami tidak lanjutkan lagi. Dari pada saya bangun perlu uang besar, saya bangun transmisi jauh lebih murah," ucap Sofyan, Kamis (13/10).

Sofyan mengaku belum dapat mengestimasi total kerugian PLN akibat mangkraknya puluhan proyek pembangkit tersebut. Menurutnya, perseroan masih menghitung dan kemungkinan baru akan diketahui pada akhir tahun ini.

Kendati mangkrak, Sofyan memastikan PLN tidak akan melakukan upaya hukum terhadap perusahaan konstruksi yang menjadi eksekutor proyek. Pasalnya, tidak ada sanksi denda yang tertulis dalam kontrak kerja ke-34 proyek pembangkit tersebut.

"Kami putus, dia tidak punya beban apapun, tidak ada ganti rugi. Malah kalaupun dilanjutin mereka masin untung dari pada kami," jelasnya.

Untuk proyek pembangkit listrik yang akan dilanjutkan, Sofyan mengatakan, PLN masih menunggu proses audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) guna mengupayakan tambahan pembiayaan. Mantan Direktur Utama BRI tersebut menargetkan maksimal dua tahun. propyek-proyek itu tuntas dibangun.

"Semua harus ada target dong, dua tahun maksimal. Harus selesai, semua sudah detil. Proses di BPKP satu hingga dua bulan," pungkas Sofyan (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER