DBS Ramal BI Tahan Suku Bunga 5 Persen Oktober Ini

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2016 08:09 WIB
Bank Indonesia (BI) bakal menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Oktober 2016 untuk menentukan suku bunga 7-Days Reverse Repo Rate.
Bank Indonesia (BI) bakal menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Oktober 2016 untuk menentukan suku bunga 7-Days Reverse Repo Rate. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) bakal menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Oktober 2016 yang salah satu agendanya adalah menentukan suku bunga acuan 7-Days Reverse Repo periode bulan ini.

Ekonom Grup Riset DBS Bank Gundy Cahyadi meyakini bank sentral akan menahan suku bunga di level 5 persen karena risiko perlambatan belanja pemerintah di kuartal III 2016 sudah berkurang.

“Selain itu juga ada tambahan penerimaan negara Rp97 triliun dari tebusan amnesti pajak. Agaknya dorongan kepada BI sudah lebih rendah untuk melakukan lebih dari apa yang telah BI lakukan sepanjang tahun ini," kata Gundy, Selasa (18/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, keputusan BI memangkas 7-Days Reverse Repo pada bulan lalu sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen karena kebutuhan dari sisi moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, kinerja fiskal sebelum program amnesti pajak tidak maksimal, yang membuat penerimaan negara rendah.

“Penerimaan amnesti pajak telah berhasil menghapus risiko defisit anggaran yang bisa melebihi ketentuan Undang-Undang yakni 3 persen dari Produk Domestik Bruto,” katanya.

Untuk bisa terhindar dari potensi melanggar Undang-Undang, Gundy menyebut pemerintah perlu memiliki tambahan penerimaan Rp65 triliun untuk mengamankan defisit anggaran.

"Tapi program amnesti pajak kini telah tersedia setidaknya Rp90 triliun pendapatan tambahan tahun ini, itu lebih dari cukup untuk menutupi Rp65 triliunberdasarkan proyeksi kami," ujarnya.

Perkiraan dipertahankannya suku bunga acuan juga karena risiko naiknya inflasi pada tahun depan. Inflasi tahun ini, kata Gundy, sudah relatif aman di bawah empat persen atau sesuai proyeksi BI di 3-5 persen.

Namun, untuk 2017, diperkirakan inflasi bisa meningkat, salah satu faktornya karena kenaikan harga minyak di pasar global.

Sepanjang tahun ini, BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sebesar 125 basis poin, dan mengganti instrumen kebijakan suku bunga dari BI Rate yang bertenor 12 bulan, menjadi bunga transaksi surat berharga berketetapan tenor 7 hari (7-Days Reverse Repo). (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER