Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk bakal melakukan
reverse stock split dengan skala 10:1 untuk menggerakkan saham perusahaan di pasar modal. Dengan perbaikan harga saham, secara jangka panjang perseroan berharap bisa melakukan restrukturisasi utang.
Investor Relations Bakrie Sumatra Plantations Andi W. Setianto mencontohkan, jika harga saham dengan kode UNSP ini Rp100 per saham, maka 10 lembar saham akan digabungkan sehingga nominalnya akan berubah menjadi Rp1.000 per lembar saham.
Sementara, harga saham perusahaan saat ini berada pada angka Rp50 per lembar. Dengan demikian, lanjut Andi, penggabungan saham ini diharapkan dapat memperbaiki likuiditas perdagangan saham perusahaan yang sejak Agustus 2013 lalu harga saham tak bergerak dari Rp50 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, tujuan jangka panjang dari aksi korporasi ini juga untuk meningkatkan kredibilitas dan membantu komunikasi perusahaan dengan kreditur dalam rangka restrukturisasi utang.
"Struktur permodalan yang lebih baik akan mengurangi beban keuangan dan memperbaiki fundamental perusahaan, yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham," terang Andi, Kamis (18/10).
Restrukturisasi utang ini akan dilakukan sesegera mungkin setelah aksi korporasi ini mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Sajam Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan 31 Oktober mendatang.
"Kalau kuorum akan ada panggilan lagi untuk restrukturisasi. Paling lambat kuartal I 2017. Seharusnya jelas berapa yang di-
saving, targetnya setahun US$350 juta,
full year 2017 diharapkan selesai," terangnya.
Untuk diketahui, kinerja Bakrie Sumatra Plantations pada paruh pertama tahun ini buruk. Perseroan masih menelan rugi bersih sebesar Rp61,83 miliar, meski tercatat turun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 65,21 persen. Pendapatan perusahaan juga turun 28,63 persen menjadi Rp770,53 miliar dari sebelumnya Rp1,08 triliun.