OJK Tak Mau Pemerintah Terlalu Lama Serap Dana Tax Amnesty

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 19:30 WIB
Penyerapan uang tax amnesty untuk mendanai infrastruktur, secara otomatis akan mengalir dana ke rekening perbankan dan mampu mendongkrak likuiditas.
Penyerapan uang tax amnesty untuk mendanai infrastruktur, secara otomatis akan mengalir dana ke rekening perbankan dan mampu mendongkrak likuiditas. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi likuiditas perbankan di akhir tahun diproyeksi mengetat seiring dengan potensi naiknya permintaan kredit di kuartal IV 2016.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mendesak pemerintah segera menggunakan regulasi penggunaan dana hasil tebusan tax amnesty untuk segera dibelanjakan tahun ini juga.

Muliaman mengatakan dengan mempercepat penyerapan uang tax amnesty untuk mendanai infrastruktur, dana yang sebelumnya tersimpan di rekening pemerintah secara otomatis akan mengalir ke rekening perbankan dan mampu mendongkrak likuiditas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Likuiditas tersebut nantinya bisa digunakan bank untuk menyalurkan kredit kepada nasabah. Berdasarkan data Diretorat Jenderal Pajak (DJP) hingga 18 Oktober 2016, pemerintah telah menerima dana tebusan sebesar Rp97,6 triliun dan dana repatriasi Rp143 triliun.

"Hasil dana tax amnesty ujung-ujungya kan digunakan untuk APBN dan itu memang harus segera dikeluarkan tahun ini supaya nanti uangnya berputar lagi dan kembali lagi ke perekonomian," kata Muliaman di kantornya, Selasa (18/10).

Hingga Agustus, OJK mencatat laju pertumbuhan kredit masih mengecewakan yakni sebesar 6,7 persen atau turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun lalu 7,6 persen.

Namun permintaan kredit akhir tahun diproyeksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan kredit untuk modal dan investasi di tahun 2017.

Saat ini beberapa bank, lanjut Muliaman, telah menunjukkan kenaikkan angka rasio pendanaan terhadap penyaluran kredit (Loan to Funding/LFR) yang cukup signifikan.

Kenaikkan LFR tersebut dinilai terjadi akibat naiknya permintaan kredit terutama dalam denominasi rupiah. Namun kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan sumber likuiditas yang cukup. Ia pun berharap dana repatriasi yang masuk ke Indonesia bisa dinikmati secara merata oleh perbankan dalam negeri.

"Apalagi kalau dana repatriasi akan masuk, saya kira bisa lebih dari Rp140 triliun yang akan datang sampai akhir tahun, namun sekarang belum semua masuk secara efektif. Kalau mereka masuk pasti akan membantu likuiditas dan bisa dirasakan juga dampaknya ke perekonomian," jelasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER