Jakarta, CNN Indonesia -- Dua tahun kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dinilai masih menyisakan segudang pekerjaan rumah terutama di sektor pangan.
Pasalnya, sektor pangan yang menjadi fokus pemerintah melalui program Nawacita masih mengalami masalah lama, yaitu belum stabilnya harga dan pasokan sejumlah komoditas pangan utama.
"Belum [sesuai cita-cita Jokowi], kalau ditanya begitu, beliau menegur kami terus semua menteri untuk mengawasi itu. Mengawasi supaya harga pangan tidak terjadi gejolak," ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Rabu (19/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Enggar, berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan dan diterapkan pemerintah rupanya masih belum bisa membuat harga ditekan rendah, seperti yang diharapkan Jokowi.
"Misalnya harga daging, beliau berikan teguran untuk segera diperhatikan betul. Karena turunnya sangat kecil. Beras juga, kemudian bawang relatif sudah oke," jelas Enggar.
Namun begitu, sebenarnya pemerintah sudah memberlakukan sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah pemberlakuan Undang-Undang Nomor 63 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.
Di mana UU tersebut mengatur harga acuan untuk tujuh komoditas pangan, yakni beras, jagung, kedelai, gula, bawang merah, cabai, dan daging sapi.
Namun begitu, komoditas cabai saat ini justru mengalami kenaikan harga karena dipengaruhi cuaca sehingga harga acuan untuk cabai tak berlaku.
"Ada beberapa yang belum [terasa implementasinya], seperti cabai. Sekarang ada kenaikan yang cukup [tinggi], iklim mau dilawan bagaimana?" imbuh Enggar.
Sementara untuk komoditas lain, misalnya daging sapi, kebijakan stabilitas pasokan dan harga belum terasa, lantaran implementasi membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya dampak terasa.
"Karena panjang perjalanannya. Itu membutuhkan waktu [impor] dari Australia ke sini. Kemudian digemukkan selama empat bulan, baru dipotong," ucapnya.
Ia pun membeberkan, untuk komoditas daging sapi, setidaknya ada tiga pekerjaan rumah pemerintah hingga akhirnya kebutuhan daging sapi masyarakat dapat tertutupi semuanya.
"Pertama, persediaan turun. Kedua, harga turun dan stabil. Ketiga, serap seluruh produksi dalam negeri. Tiga itu yang akan dilakukan," tutupnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan, pemerintah akan membentuk perencanaan jangka menengah hingga panjang untuk sektor pangan. Pasalnya, selama ini pemecahan masalah pangan masih berdampak singkat saja, yakni semata-mata kekurangan pasokan lalu langsung mengimpor.
"Untuk pangan perencanaan kita masih jangka pendek. Kita harus membangun jangka menengah," kata Darmin.
(gir/gen)