Protelindo Tawarkan Surat Utang Rp1,5 Triliun

CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2016 11:36 WIB
Penerbitan surat utang ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I Protelindo dengan target maksimal senilai Rp6,5 triliun.
Penerbitan surat utang ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I Protelindo dengan target maksimal senilai Rp6,5 triliun. (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Protelindo Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk menawarkan surat utang (obligasi) berkelanjutan I tahap I tahun 2016 sebesar Rp1,5 triliun yang merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I senilai Rp6,5 triliun.

Berdasarkan prospektus ringkas perseroan pada Jumat (21/10), disebutkan bahwa obligasi tahap I ini memiliki tiga seri. Pertama adalah obligasi seri A dengan jangka waktu 3 tahun. Kedua, obligasi seri B dengan tempo 5 tahun. Ketiga, obligasi seri C dengan jangka waktu 7 tahun.

Rencananya, masa penawaran awal obligasi ini dilakukan pada 24 Oktober-7 November 2016. Sementara, masa penjatahan bakal dilakukan 17-18 November 2016 dengan perkiraan pencatatan di BEI 24 November 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penerbitan ini, Fitch Ratings mengganjar peringkat AAA untuk obligasi Protelindo. Penjamin pelaksana emisi Bahana Securities, BCA Sekuritas dan DBS Vickers Securities Indonesia dengan wali amanat Bank Permata.

“Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan seperti pembayaran perpanjangan biaya sewa lahan menara, biaya tenaga ahli, pemerlihaan menara dan pengoperasian menara,” tulis manajemen.

Seperti diketahui, sebelumnya Protelindo memenangkan pembelian 2.500 unit menara dari PT XL Axiata Tbk dengan menggelontorkan dana Rp3,56 triliun. Kendati mengucurkan banyak dana, namun Protelindo masih memperoleh imbal hasil.

Setelah menjual menara, XL lalu menyewa kembali 2.432 menara yang telah dijual dalam jangka waktu 10 tahun. Biaya sewa yang dikeluarkan perusahaan mencapai Rp 10 juta per bulan per menara dengan rincian Rp 8 juta pembayaran tetap (fix) dan Rp 2 juta pembayaran yang bersifat eskalasi dengan opsi besaran bunga yang lebih kecil di antara 7 persen per tahun atau tingkat inflasi pada tahun tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER