Jakarta, CNN Indonesia --
Di tengah meriahnya bisnis layanan keuangan berbasis teknologi atau fintech dalam dua tahun terakhir ini, Pinjam.co.id menjadi salah satu pelaku fintech yang menawarkan solusi keuangan instan. Tetapi, tidak seperti namanya, Pinjam.co.id mensyaratkan kolateral atawa jaminan dalam setiap transaksinya. Persis sebuah perusahaan gadai.
Sekilas, model bisnis Pinjam.co.id memang tak ubahnya bisnis gadai swasta atau Pegadaian. Maklumlah, bisnisnya sendiri mengadopsi bisnis gadai offline. Hanya saja, menjadi berbeda karena proses verifikasi dan persetujuan dilakukan secara real time.
Untuk mengenal bisnis gadai online yang diusung Pinjam.co.id, berikut petikan wawancara wartawan CNNIndonesia.com Christine Novita Nababan dengan Teguh Basuki Ariwibowo, Direktur Utama Pinjam.co.id, belum lama ini.
Bagaimana ide bisnis ini lahir pertama kali?
Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses ke perbankan. Kemudian, saya melihat akhirnya praktik-praktik di tengah masyarakat kita yang menurut saya tidak masuk akal. Misalnya, seseorang pinjam Rp100 ribu buat berjualan di pagi hari. Sore harinya di hari yang sama, mereka di kenakan charge bayar Rp110 ribu. Saya melihatnya, ada ruang nih untuk menjawab persoalan mereka. Saya bisa menawarkan solusi keuangan.
Kenapa Pinjam.co.id, padahal praktiknya gadai?
Waktu itu saya memikirkan, kalau buat bisnis, konsep bisnisnya seperti apa ya. Nah, yang cepat, ya dengan kolateral. Pertama, model bisnis seperti ini sudah ada, kedua, kolateral meminimalisir resiko. Prinsipnya, saya menawarkan akses keuangan untuk masyarakat yang selama ini tidak punya pintu ke lembaga keuangan.
Akhirnya, Januari 2015, saya buat konsep. Namanya pinjam biar orang ingat kalau butuh ya ke Pinjam.co.id. Meski, stand business-nya gadai. Berarti, orang yang mau pinjam harus punya kolateral.
Lalu, apa saja yang banyak dijadikan kolateral?
Bermacam-macam elektronik, handphone, laptop, sampai BPKB (bukti pemilikan kendaraan bermotor), bisa sepeda motor atau mobil.
Umumnya bisnis gadai, berarti ada penaksirnya sendiri?
Kami punya tim penaksir in house. Kami operasi pertama kali dengan tiga kantor cabang di Panglima Polim, Grogol, dan Tanah Abang. Tetapi, kemudian kami berpikir, kalau mau buat ratusan kantor cabang tentunya butuh 10-15 tahun. Karenanya, kami juga memilih untuk bermitra dengan bengkel, toko emas, toko handphone. Kemitraan ini menghasilkan pendapatan ekstra bagi mitra kami. Sementara bagi kami, memudahkan penjemputan barang dan manpower penaksir.
Bagaimana perkembangan bisnisnya hingga saat ini?
Ya, kami sempat tes pasar. Usaha kami benar-benar organik, hanya mengandalkan sumber daya manusia yang ada saat itu,
marketing cuma beberapa, tim operasional belasan. Ternyata, lumayan. Kami dapat
traffic-nya. Di awal-awal bulan beroperasi, kami hanya melayani dua sampai tiga transaksi, namun sekarang bisa puluhan. Akhirnya, kami tingkatkan kemitraan dengan kemampuan menaksir barang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp5 miliar. Tetapi, sekarang, satu bulan saja bisa Rp5 miliar. Tahun ini, targetnya Rp100 miliar. Kami optimistis, setelah masuk investasi baru.
Pendanaan Pinjam.co.id darimana? Apakah investor atau pinjaman bank?
Awal-awal ya kami kan start up. Saya sempat jual apartemen untuk exercise bisnis ini. Mei 2016, kami mulai terima investasi dari salah satu grup perusahaan besar. Nah, sekarang kami mulai memikirkan untuk strategic partnership. Jadi, pinjamannya dari investor. Bukan bank. Saya tidak bisa disclose semuanya. Tetapi, yang pertama itu komitmennya Rp100 miliar untuk disalurkan seluruhnya ke nasabah.
Apa yang membedakan dengan bisnis gadai swasta atau Pegadaian?
Pertama, kami melayani sesuai kebutuhan konsumen. Misalnya begini, di Pegadaian, tenor pembiayaannya kan 14 hari. Jadi, nasabah yang pinjam tarif bunganya tetap dihitung 14 hari, meskipun dikembalikan sebelum waktunya. Nah, kami menawarkan sesuai kebutuhan, saat ini sih, hitungannya masih mingguan, seminggu kami patok 0,7 persen. Tetapi, ke depan, kami siapkan bunga harian 0,1 persen. Jadi, sesuai bayar bunganya dengan kebutuhannya. Oh iya, kami tidak memungut administrasi dan bebas provisi.
Kedua, kami membangun teknologinya. Teknologinya ya
online dan
real time. Saat konsumen mengisi formulir aplikasi, masukkan item, kemudian kami estimasi. Persetujuannya saat itu juga, cepat. Lalu, kalau kedua pihak, dua sampai tiga jam bisa segera dicairkan dananya.
Ketiga, kami lebih menawarkan nilai tambah, customer experience (pengalaman pelanggan). Nasabah tidak perlu datang dan menunggu saat diverifikasi. Kami yang jemput bola. Kami jemput barangnya.
Perhitungan bunganya berdasarkan apa?
Ya, dari biaya dana (cost of fund) dan reverse requirement. Tetapi, ini basic lending rate seperti industri yang ada kok.
Berapa rata-rata nasabah pinjam? Tenornya berapa lama?
Saat ini, sekitar Rp2 juta-Rp10 juta. Tetapi, kami memberikan satu transaksi maksimal Rp100 juta untuk setiap aset yang digadaikan. Tenornya 12 minggu atau tiga bulan dan hanya bisa diperpanjang satu bulan.
Perilaku konsumennya selama ini seperti apa, apakah bila mereka tidak mampu menebus kemudian melepaskan jaminan begitu saja?
Mereka yang melepas jaminan hanya di bawah 1 persen. Nonperforming finance kami masih nol persen. Kalau mereka tidak bayar, kami langsung lempar lelang online, seperti di Kaskus, OLX. Namun, kami mengikuti prinsip gadai pada umumnya, pembiayaan diberikan sekitar 50-85 persen dari nilai barang. 50 persen kalau elektronik, karena harganya cenderung turun. 85 persen jika emas.
Fitur apa yang ingin dikembangkan dari Pinjam.co.id?
Nah, itu dia, kami mendengar beberapa feedback dari konsumen yang sangat membantu. Feedback mereka menjadi valuable gift bagi kami. Awalnya, kami buka bisnis gadai online ya mengadopsi gadai yang sudah ada. Belakangan, kami mulai mempertimbangkan masukan konsumen, seperti peluang mereka untuk menawar taksiran kami.
Fitur lain yang sedang kami pikirkan, yaitu cicilan emas. Jadi, mereka yang kelebihan dana juga bisa berinvestasi dengan kami. Seperti cicilan emas di Pegadaian atau bank syariah. Tidak hanya meminjam.
Step by step, kami cukup fleksibel dengan inovasi. Tujuan jangka panjangnya, kami ingin memberikan akses keuangan yang mudah, murah, dan cepat kepada masyarakat.
Ke depan, jika Pinjam.co.id diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan seperti apa gambarannya?
Memang, sekarang ini belum ya. Tetapi, pada prinsipnya, OJK mau menerbitkan aturan main fintech. Tinggal, kami mengajukan untuk terdaftar di OJK.
Kami melihat, OJK cukup kooperatif ya, rutin mengajak diskusi pelaku usaha, meminta masukan. Kami juga mau diatur, untuk perlindungan konsumen tentunya dan menerapkan praktik bisnis terbaik. Yang sederhana-sederhana saja, tetapi menumbuhkan kepercayaan masyarakat.
(bir/gen)