Jakarta, CNN Indonesia -- Performa PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terbilang apik dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Pasalnya, kendati volume penjualan turun, produsen rokok Dji Sam Soe dan A Mild tersebut mampu mencetak kenaikan pangsa pasar, pendapatan, hingga laba bersih.
Perusahaan menjual sebanyak 25,1 miliar batang rokok selama kuartal III 2016. Jumlah tersebut anjlok 12,3 persen dari kuartal sebelumnya, dan turun 5,5 persen jika dihitung secara tahunan.
Meski volume penjualan turun, Sampoerna mampu mencetak kenaikan pendapatan bersih (tidak termasuk cukai) sebesar 4,9 persen, menjadi sebesar Rp31,8 triliun dalam sembilan bulan pertama 2016, dari Rp30,3 triliun pada periode yang sama di tahun 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan yang dikuasai Philip Morris tersebut juga mampu meraup laba bersih Rp9,08 triliun, tumbuh 19,54 persen dari periode yang sama 2015 sebesar Rp7,59 triliun.
Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle menyatakan, pada kuartal III 2016, pangsa pasar Sampoerna mencapai 34,5 persen, meningkat sebesar 0,4 persen dari pangsa pasar di kuartal II. Pertumbuhan pangsa pasar ini didorong oleh kinerja yang kuat di segmen sigaret kretek mesin (SKM) full-flavor.
“Sampoerna mempertahankan kepemimpinannya di semua segmen, dengan pangsa pasar mencapai 30,1 persen di segmen sigaret kretek mesin, 38,2 persen di segmen sigaret kretek tangan, dan 79 persen di segmen sigaret putih mesin,” ujarnya, Senin (24/10).
Janelle menyatakan, perseroan mengantisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar 1 sampai 2 persen di tahun 2016, yang terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15 persen.
“Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10 persen yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017,” kata Janelle.
Beban ini diperkirakan mengakibatkan kinerja segmen sigaret kretek tangan terus menurun, seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada kuartal ke-3 tahun 2016, pangsa pasar Sampoerna di segmen sigaret kretek tangan mengalami penurunan sebanyak 0,8 persen dari periode yang sama di tahun 2015 menjadi 6,6 persen.
Genjot Margin, Jurus Kerek Laba Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, penurunan volume penjualan industri rokok dan Sampoerna sejalan dengan ekspektasinya, di tengah kontinuitas upaya menekan angka perokok di Indonesia.
Di sisi lain, ia menyatakan pangsa pasar masih terjaga, ditopang kenaikan penjualan SKM. Ia mencatat, segmen rokok SKM masih mendominasi total volume penjualan sebesar 76,7 persen, naik 15 persen dari kuartal sebelumnya, dan 1,5 secara tahunan.
“Dari sisi pangsa pasar, total produk Sampoerna [A Mild, Dji Sam Soe, U-Mild dan lainnya] masih mencatat 34,7 persen atau naik tipis dari 34,2 persen di kuartal II 2016,” ujarnya dalam riset.
Lebih lanjut, Akhmad mencatat, Sampoerna mampu membukukan margin bersih sebesar 12,9 persen selama sembilan bulan pertama 2016. Besaran margin tersebut naik 1,3 persen dari 11,6 persen margin pada periode yang sama 2015.
“Ke depannya stagnasi marjin masih akan terjadi, bahkan berpotensi mengalami penurunan, di tengah konsistensi kenaikan cukai maupun kontinuitas berbagai pihak untuk menurunkan angka perokok di Indonesia,” jelasnya.
Lakshmi Rowte, analis Mandiri Sekuritas mengatakan Sampoerna sukses menaikkan pangsa pasar 0,5 persen secara kuartalan, kenaikan terbesar sejak 2014.
"Meskipun demikian, perhatian kami pada riset kami sebelumnya masih tetap terjadi bahwa kontribusi dari produk bermargin tinggi turun sedangkan produk dengan margin rendah masih naik," jelasnya.